Bagi pemotor yang senang melakukan perjalanan jarak jauh, pasti sudah tidak asing dengan istilah solo riding dan touring.Â
Solo riding merupakan kegiatan berkendara sendirian menggunakan sepeda motor. Sedangkan touring adalah kegiatan berkendara secara bersama-sama, biasanya dengan kendaraan bermotor.
Touring bagi komunitas bermotor kegiatan yang bisa dilakukan secara rutin atau ketika ada momen khusus. Saat penerimaan anggota baru atau dalam rangka memperingati hari besar khusus seperti kemerdekaan RI. Gunanya untuk mempererat silaturahmi antar anggota.
Lalu mana yang lebih asik? Solo riding atau touring?
Keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Sama-sama mengasikkan. Namun kalau disuruh memilih, saya pilih solo riding.Â
Pertimbangan memilih solo riding:
1 . Lebih santai
Saya tipe pemotor santai. Artinya dalam mengendarai motor kecepatannya sedang-sedang saja. Tidak suka kencang-kencang alias ngebut. Makanya kerap diledek, "Kapan sampainya kalau bawa motornya kayak gini?"
Bisa dibayangkan kalau ikut touring. Pasti tertinggal jauh. Karena biasanya mereka pakai target. Pukul sekian harus sudah sampai tujuan. Jadi saya pilih solo riding karena lebih santai dalam melakukan perjalanan.
2 . Bisa berhenti sesuka hati
Saya suka dengan hal-hal baru. Begitu juga dalam melakukan perjalanan jauh. Tempat baru yang dilalui pasti menarik untuk dikulik. Biasanya saya kerap berhenti tiba-tiba ketika melihat hal-hal menarik. Jadi bisa berhenti sesuka hati.Â
3 . Tidak terpaku pada satu jalur
Pada saat melakukan perjalanan jarak jauh seperti ke daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur, umumnya jalur yang dilalui lintas Timur atau lintas Utara. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing.Â
Nah, saya bisa berubah haluan ketika diperjalanan. Awalnya lewat lintas Utara tiba-tiba bisa menyeberang ke lintas timur.Â
4 . Bisa mampir kemana-mana
Saya pada saat solo riding biasanya sambil mengunjungi kerabat dan kenalan yang ada di daerah yang dilalui. Saya pikir sekalian jalan. Jadi tidak langsung ke tujuan.Â
Misalnya lewat daerah Cirebon, biasanya saya mampir dulu kalau ada kerabat atau kenalan di sana. Malah bisa menginap semalam di sana.Â
5 . Bisa kuliner dengan puas
Tiap daerah yang dilalui pasti memiliki makanan khas yang asik untuk dicoba. Saya kalau urusan kuliner paling senang. Suka kalap mata.Â
Artinya begitu melihat makanan yang menurut saya aneh sudah pasti langsung ingin mencicipi. Kalau touring dan melakukan hal tersebut, saya bisa kehilangan rombongan.
6 . Bisa belanja oleh-oleh lebih dulu
Sama halnya dengan kuliner. Urusan bela-beli alias belanja juga bisa bikin kalap mata. Biasanya belanja sesuatu yang khas juga. Contohnya saat melintasi daerah Wonosobo, oleh-oleh manisan Carica tidak boleh dilewatkan.
Saya bisa membelinya lebih dulu. Sebab pada saat kembali pulang belum tentu sempat. Bisa jadi tidak melewati daerah yang sama.
Itulah beberapa alasan kenapa saya lebih memilih solo riding daripada touring. Bagaimana dengan teman-teman? Lebih suka solo riding atau touring? (Denik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H