Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Begini Rasanya Motoran Tangerang-Jakarta Melintasi Makam Vanessa Angel

13 November 2024   15:42 Diperbarui: 13 November 2024   15:44 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalanan Jakarta pagi hari di saat jam kerja macetnya bukan main. Kalau tidak berangkat lebih pagi siapkan kesabaran ekstra. Terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan roda empat. Karena macetnya ampun-ampunan deh. Tidak bergerak.

Bagi pengendara roda dua seperti saya sih masih bisa melewati jalan tikus. Maksudnya jalan-jalan kecil atau jalan tembus yang melewati gang-gang kecil dan rumah padat penduduk. Meski harus berhadapan dengan polisi tidur yang ampun-ampunan juga. 

Selain polisi tidurnya banyak, bentuknya yang panjang dan lancip membuat tidak nyaman untuk dilewati. Membuat was-was dengan ban kendaraan kita. Tapi mau bagaimana lagi? Kalau mengikuti jalan utama kapan sampainya?

Saya yang tinggal di jalur Ciledug Raya, Tangerang kerap bingung kalau beraktifitas pagi ke Jakarta. Lewat jalan utama Ciledug Raya sampai Kebayoran lama bisa terjebak di depan Universitas Budi Luhur. Di sana ada halte Transjakarta Petukangan, keluar masuk orang dari dan ke kampus.

Lalu ada jalur keluar masuk kendaraan dari arah kompleks Deplu. Pertigaan yang bikin ruwet deh. Akhirnya banyak yang memilih lewat arah Joglo, Jakarta Barat. Meski tetap kena macet juga sih. Setidaknya ada celah untuk barnapas deh.

Tidak jauh beda macetnya kalau lewat jalan utama tuh. Maka bagi pengendara sepeda motor lebih memilih lewat jalan tikus. Saya biasanya lewat batas Tangerang dengan Jakarta terus kearah SMA negeri 63. Lewat lapangan KOSTRAD tembus jembatan kali Padang.

Lurus terus saja. Ujungnya sampai di perempatan permata hajau. Dari sini tergantung tujuan selanjutnya. Kalau ambil kanan biasanya yang ingin ke arah Lebak bulus, Mayestik, Blok M dan seterusnya. 

Sementara kalau mengambil arah lurus, biasanya yang tujuan Patal Senayan, Slipi, Sudirman dan seterusnya. Intinya jembatan kali Padang merupakan jalan tembus untuk menghindari macet di sana-sini.

Nah, saat meuju jalan pintas jembatan kali Padang, kita akan melewati pemakaman umum Malaka. Posisinya persis di pertigaan jalan. Saya sering melintasi daerah tersebut. Tapi baru ngeh kalau sebelah pojok pertigaan merupakan pemakaman umum.

Saya tahunya saat artis dan penyanyi Vanessa Angel meninggal dan dimakamkan di sana bersama sang suami. Saya bukan penikmat sinetron. Tapi tahulah siapa Vanessa Angel. Apalagi berita tentang kematiannya cukup menyita perhatian.

Vanessa Angel & suami (sumber foto Wikipedia Indonesia)
Vanessa Angel & suami (sumber foto Wikipedia Indonesia)
Bagaimana tidak? Vanessa Angel meninggal seketika bersama sang suami dalam kecelakaan tunggal di tol Jakarta-Surabaya ruas Jombang KM 672+400A pada 4 November  2021.

Vanessa meninggalkan seorang anak laki-laki yang masih bayi bernama Gala Sky Andriyansyah. Makamnya sampai beberapa pekan masih penuh dengan karangan bunga. Saya tahu karena sering melintasi daerah tersebut.

Saya sebenarnya paling takut kalau jalan yang dilalui melewati pemakaman umum. Makanya kalau motoran ke daerah Tanah Kusir lebih rela mencari jalan memutar asal jangan lewat pemakaman. 

Tapi pemakaman Malaka tempat Vanessa Angel dimakamkan tidak bisa dihindari. Sebab kalau motoran dari Jakarta lewat Permata Hijau arah Joglo bisa kena macet lama. Harus memotong jalan. 

Kalau memotong jalan lewat SMP Negeri 142 akan melintasi Pemakaman Umum Joglo. Kalau memotong jalan lewat kompleks Taman Alfa Indah, nanti diarah kolong tol akan menemui pemakaman umum juga. Satu-satunya jalan pintas ya lewat Pemakaman Malaka.

Pemakaman Malaka tidak terlalu luas dibandingkan yang lain. Tapi tetap saja namanya pemakaman. Perasaan saya gimana gitu. Anehnya, saat pulang aktifitas dari Jakarta malam hari. Mestinya saya kan bisa lewat jalan umum. Tapi selalu dan selalu motor yang saya kendarai beloknya ke arah Pemakaman Malaka.

Mungkin karena kebiasaan lewat situ ya? Jadi otomatis jalur yang dilalui ke sana terus. Tiap melintasi makam tersebut saya teringat senyum manis Vanessa Angel. Saya langsung disadarkan bahwa kematian bisa datang tiba-tiba. 

Sebelum kejadian kecelakaan kabarnya Vanessa Angel baru memosting video di IG story. Jelas saja semua kaget begitu mendengar kabar kematiannya. 

Selain itu, tiap melintasi Pemakaman Malaka saya juga seperti diingatkan. Bahwa cinta sehidup semati itu juga ada. Vanessa Angel meninggal seketika bersamaan dengan sang suami. Tentu meninggalkan duka mendalam bagi putra semata wayangnya. Karena menjadi yatim piatu dalam satu waktu.

Cerita perjalanan hidup yang sungguh tak disangka-sangka. Di atas motor usai melintasi Pemakaman Malaka, saya tak lupa melafalkan doa-doa kebaikan. Jalur tersebut menjadi pengingat diri tentang hidup dan kematian. 

Sumber: Wikipedia Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun