Sebelum memiliki akun di Kompasiana dan aktif menulis di platform blog paling besar di Indonesia ini, saya sudah memiliki blog pribadi yang rutin saya isi setiap harinya. Blog saya tersebut lebih dari satu.
Buku Denik. Semua blog tersebut aktif dan rutin saya isi sesuai nama blognya. Teman-teman menyebut saya ternak blog.
Mulai dari blog dengan nama Catatan Denik13, Jejak Denik, Jajanan Denik, Film Denik, Sports Denik, Film Denik sampaiAwal Menulis di Kompasiana
Saya memiliki blog pribadi sejak awal tahun 2015. Akhir tahun 2015 tepatnya bulan Desember saya membuat akun di Kompasiana. Tanggal 9 Desember 2015 artikel perdana saya tayang. Setelah itu tidak menulis artikel lagi. Aktifnya tetap di blog pribadi.
Saya membuat akun di Kompasiana untuk punya-punyaan. Karena pada dasarnya saya senang menulis. Terus pada saat searching artikel kok seringkali muncul tulisan dari Kompasiana. Dari situ saya tahu tentang Kompasiana.Â
Sebatas itu saja. Sudah. Sejujurnya saya tidak paham seluk beluk Kompasiana. Judulnya menulis saja. Tidak rajin diisi seperti blog pribadi sih. Ya karena tidak paham regulasinya. Mau bertanya, tak punya kawan Kompasiana juga. Wah, pokoknya benar-benar blank saat ituÂ
Kenapa blog pribadi saya banyak?
Karena saya senang menulis dan menyusun blog yang sejenis sesuai hobi. Makanya blog saya banyak. Salah satunya blog dengan nama Buku Denik.Â
Kopi Sumatra di Amerika karya Yusran Darmawan.
Blog tersebut berisi review buku-buku yang sudah saya baca. Nah, salah satu buku yang pernah saya baca hasil pinjam dari seorang kawan adalah buku dengan judulAwal Jatuh Suka Pada Kompasiana
Melalui buku ini saya mengetahui bahwa Yusran Darmawan adalah seorang Kompasianer. Sebutan bagi penulis di Kompasiana. Dalam bukunya ada bagian di mana ia berkisah tentang bagaimana care dan pedulinya admin Kompasiana.
Untuk diketahui bahwa saat itu Yusran Darmawan mendapat beasiswa ke Amerika. Nah, saat keberangkatan ada sedikit masalah terkait data. Di sini ia bercerita bahwa admin Kompasiana yang dihubungi sangat membantu dalam proses keberangkatannya. Sampai ia benar-benar tiba di Amerika.
Saya jadi tahu kalau Kompasiana tuh ada admin yang mengelola. Terstrukturlah. Berarti tulisan kita bakal ada yang sensor kalau sekiranya melenceng. Dari situ saya mulai terkesan dengan Kompasiana. Mulai deh saya menulis lagi di Kompasiana.Â
Yang awalnya bolong-bolong. Bulan ini menulis eh tiga bulan tidak menulis sama sekali. Sejak membaca kisah Yusran Darmawan setidaknya setiap bulan pasti ada beberapa tulisan saya di Kompasiana.Â
Dari seorang Yusran Darmawan saya mengetahui bahwa menulis di Kompasiana memilki dampak positif. Tinggal bagaimana si kompasianer itu sendiri. Lewat bukunya Kopi Sumatra di Amerika, saya jatuh suka pada Kompasiana.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H