KOngSI (Kongkow Fiksi) Kompasiana volume 1 menghadirkan diskusi dan pembacaan puisi serta cerpen karya Kompasianer. Saya turut serta dalam Open Mic Puisi. Menjadi bagian dari 10 Kompasianer terpilih untuk membacakan karyanya di acara KOngSI volume 1.Â
Pada saat mengirimkan naskah puisi untuk diseleksi oleh panitia, saya sempat kebingungan dalam menentukan puisi karya saya sendiri. Rupanya ada beberapa puisi yang pernah saya tayangkan di Kompasiana. Karena salah satu puisi yang akan dibacakan harus karya sendiri dan tayang di Kompasiana.
Karya sendiri dipuji sendiri. Haruslah. Bangga dengan karya sendiri.
Bingung juga punya beberapa puisi. Masing-masing punya makna tersendiri. Memiliki kenangan yang berkesan dan menyentuh hati. Uhuuuy.Setelah bolak-balik meneliti puisi yang ditulis. Akhirnya pilihan saya jatuh pada puisi dengan judul "Ketika Flamboyan Berbunga"Â
Kenapa memilih puisi tersebut? Entah. Hanya mengikuti feeling hati saja. Sudah puisi ini saja bisik hati ini. Ya sudah. Maka saya pilihlah puisi tersebut. Ketika Flamboyan Berbunga.
Urusan lolos seleksi atau tidak no problem. Judulnya telah berpartisipasi. Eh, ternyata lolos dan masuk dalam 10 Kompasianer terpilih untuk tampil di acara KOngSI.
Berikut ini bait puisi Ketika Flamboyan Berbunga
Ketika Flamboyan Berbunga
Aku kembali pada puisi
Melukis engkau dalam samar
Di palung hati paling dalam
Ketika Flamboyan Berbunga
Aku coba merapal doa
Mengenali rasa, cinta dan nada indah tentangmu
Ketika Flamboyan Berbunga
Semoga kata bisa menjadi cerita
Tentang bianglala tanpa luka
Tentang asa paling menara
Kupang, Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H