"Duduk sini aja ya? Gue pesenin dulu. Komplit atau ada request lain? Pakai sate atau enggak? Satenya komplit atau enggak?" ujar temen saya bak pelayan restoran yang sedang melayani pembeli.
"Buburnya komplit deh. Satenya ati ampela aja ya," sahut saya sambil memperhatikan sekeliling.Â
Cukup rapi dan bersih jualannya. Tidak ada sampah berserakan di bawah.
Untuk satenya seperti kebanyakan. Ada sate ampela, sate ati ayam, sate usus, sate telur dan sate campuran usus dan telur. Saya hanya suka sate ampela ati.
Tak lama bubur pesanan datang. Topingnya kacang kedelai goreng dan emping yang ditaburi bawang goreng. Seperti bubur ayam pada umumnya. Tapi begitu saya cicipi buburnya? Hmmmmm, enak ya?
Tekstur buburnya kental. Rasa bumbunya juga pas. Begitu juga dengan rasa satenya. Tidak terlalu asin atau terlalu gurih. Besar-besar pula. Mantap deh.
"Lha, ini sih gue doyan."
"Bedakan rasa buburnya?"
Memang benar sih tidak seperti bubur ayam yang pernah saya cicipi. Meski tidak suka bubur ayam tapi saya kalau diajak kuliner bubur tidak pernah menolak. Paling icip-icip sedikit. Setelahnya saya pilih kuliner lain.Â
Tapi untuk kali ini saya tidak sekadar icip-icip. Satu porsi untuk sendiri dan habis. Rekor. Karena memang enak . Termasuk teh tawar hangat yang disuguhkan.Â
"Mau tambah.lagi" ujar teman saya.