Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tinggal di Panti Jompo, Kenapa Tidak?

1 Juni 2024   20:40 Diperbarui: 1 Juni 2024   20:48 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan ibu Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengenai konsep panti jompo yang bukan budaya kita, dan bukan tempat tinggal yang layak bagi orang tua lanjut usia menuai pro dan kontra.

Bagi yang pro tentu membenarkan pernyataan ibu mensos. Namun bagi yang kontra tentu merasa diintimidasi atas pernyataan tersebut. Seolah-olah dianggap menelantarkan orangtua. Tidak mau mengurus orang tua. Padahal tidak demikian. 

Orangtua yang tinggal di panti jompo bisa jadi merupakan permintaannya sendiri. Seperti almarhum ibu saya dulu. Ketika bapak tiada dan kami anak-anaknya sudah mandiri. Ibu sempat berujar, "Kalau kalian sudah menikah semua dan ibu sudah tua, tolong tempatkan ibu di panti jompo saja ya?"

Sontak kita semua protes. Tidak terima dengan permintaan ibu tersebut. Nanti apa kata orang? Kesannya kita tidak mau mengurus orangtua. Demikian perasaan saya dan adik-adik saat mendengar keinginan ibu. 

"Tinggal sama aku saja, Bu," kata saya.

"Jangan Bu. Sama aku saja," ujar adik-adik.

"Enggak. Enggak. Biar enggak pada iri dan enggak merepotkan kalian, ibu pilih tinggal di panti jompo saja."

"Nanti kalian yang mengunjungi ibu bergantian."

Lalu ibu pun menceritakan alasannya kenapa memilih tinggal di panti jompo. Saya dan adik-adik akhirnya bisa menerima keputusan ibu dalam menghabiskan masa tuanya nanti.

Menurut ibu, panti jompo tempat yang ideal bagi lansia seperti dirinya. Karena di sana banyak teman seumuran yang bisa diajak ngobrol. Ada kegiatan positif yang diperuntukkan bagi lansia. 

Jadi ibu tidak merasa kesepian. Masih bisa berkegiatan segala macam dengan pendampingan dari pihak panti jompo. Tetap bisa bertemul dengan anak cucu secara rutin selama anak-anak rajin berkunjung.

"Intinya ibu tidak kesepian dan tidak duduk manis saja sambil mengawasi cucu."

"Kalian pasti sudah sibuk dengan urusan keluarga masing-masing toh."

Saya merasa pendapat ibu banyak benarnya. Belum berkeluarga saja waktu kita sudah habis dengan urusan pekerjaan dan kemacetan di jalan. Apalagi kalau sudah berkeluarga?

Kita jangan melihat dari satu sisi saja. Apalagi demi menjaga apa kata orang nantinya. Yang menjalani si orangtua. Jadi biarkan orangtua kita menentukan pilihan. Mencari kenyamanan usai pasangan jiwanya dipanggil Tuhan. 

Tapi namanya rencana. Tuhan juga yang menentukan. Sebelum kita anak-anaknya "mentas" semua. Tuhan telah memanggil ibu pulang ke haribaan-Nya. 

Sebagai anak tentu saja inginnya tuh merawat orangtua, sebagaimana mereka merawat kita di waktu kecil. Meski keinginan tersebut tidak berwujud. Setidaknya saya sebagai anak telah menemani dan menghantarkan ibu sampai ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Saya jadi berpikir tentang masa tua nanti. Kalau saya diposisi ibu, rasanya  akan melakukan hal yang sama juga deh. Saya lebih memilih tinggal di panti jompo ketimbang ikut tinggal bersama anak dan cucu.

Privasi kita tetap terjaga. Hidup tidak merasa sendiri. Kita tetap bisa beraktivitas sesuai kebutuhan. Jadi biarpun panti jompo bukan budaya kita. Kalau akhirnya harus tinggal di panti jompo, kenapa tidak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun