Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalur Khusus Sepeda Sangat Bermanfaat Bagi Pesepeda Aktif

15 Mei 2024   21:32 Diperbarui: 15 Mei 2024   21:37 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di perbatasan kota Serang dengan Kabupaten Serang (dok. Denik)

Berbicara tentang jalur sepeda, saya jadi tergelitik untuk ikut bersuara. Pasalnya saya termasuk pesepeda aktif yang setiap hari mengendarai sepeda saat beraktivitas. Jadi bersepedanya bukan saat akhir pekan saja.

Jauh sebelum adanya komunitas pekerja bersepeda yang lebih dikenal dengan komunitas Bike to Work (B2W) tahun 2005, saya sudah bersepeda ke kantor sejak tahun 1995. Kebetulan saat itu saya bekerja di daerah Sudirman. Tangerang-Jakarta hampir setiap hari. 

Tahun 2002-2019 ketika beralih menjadi pengajar, saya tetap mengendarai sepeda dari rumah menuju sekolah. Juga saat memberi les privat ke rumah anak murid. Karena bersepeda sudah menjadi hobi dan kebiasaan, maka saya senang-senang saja dengan adanya komunitas B2W. 

Apalagi program mereka juga bagus. Meski saya tidak menjadi anggota aktif, tapi dalam beberapa kesempatan kerap ikut serta dengan kegiatan yang dilakukan oleh B2W. Saya juga mendukung pengadaan jalur khusus sepeda yang digagas oleh teman-teman komunitas bersepeda.

Begitu gagasan tersebut terwujud, saya sangat merasakan dampaknya. Pada saat bersepeda di tengah kota rasanya jadi lebih tenang dan nyaman saja. Tidak perlu menyalip atau nyelip-nyelip diantara kendaraan lain.

Dulu, tak jarang ketika sedang berada di tengah-tengah kendaraan lain, untuk mencari sela ke pinggir lagi sulit sekali. Tidak ada yang mau mengalah. Tidak ada yang dengan cepat memberi ruang untuk pesepeda. 

Di perbatasan kota Serang dengan Kabupaten Serang (dok. Denik)
Di perbatasan kota Serang dengan Kabupaten Serang (dok. Denik)
Pesepeda seolah-oleh dianggap mengganggu. Padahal kan sama-sama kendaraan untuk beraktivitas. Berhubung jalur kiri sudah tidak ada ruang, biasanya saya menyalip diantara kendaraan lain. 

Agak riskan memang. Tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada ruang bagi pesepeda. Maka begitu disediakan jalur khusus sepeda, rasanya lega sekali. Akhirnya saya tidak harus nyelip-nyelip diantara kendaraan lain lagi. 

Jadi keberadaan jalur khusus sepeda sangat bermanfaat sekali. Sangat membantu para peserta aktif seperti saya. Siapa bilang jalur sepeda hanya mubazir. Sia-sia belaka. Tidak sama sekali.

Kalau ada yang berpendapat seperti di atas, sah saja. Mungkin melihatnya dari sisi lain. Di mana jumlah pesepedanya hanya segelintir saja. Sementara pemotor dilarang melintasi jalur sepeda. Maka jalur sepeda yang kosong tersebut dianggap mubazir.

Apapun pendapat yang terlontar harus dihargai. Saling menghargai saja. Yang pasti sebagai pesepeda aktif, saya merasakan langsung dampak positif adanya jalur khusus sepeda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun