Ngeblog. Aktivitas yang dilakukan melalui blog, baik untuk suka-suka atau demi cuan. Suka-suka artinya tulisan di blog hanya untuk mengeluarkan uneg-uneg di hati. Biasanya isi blog berupa curhatan atau impian-impian yang belum terwujud.
Sementara blog yang dipergunakan demi cuan. Artinya apa yang dilakukan melalui blog biasanya memang untuk mendapatkan cuan. Blog sebagai sumber penghasilan. Kenapa tidak? Hal inilah yang umumnya terjadi. Ya sah-sah saja.
Lalu dari ngeblog jadi pemain film? Seperti judul di atas. Kenapa tidak? Sah-sah juga. Saya dengan beberapa teman Kompasianer baru saja melakoni hal tersebut.
Melalui KOMiK Kompasiana, saya dan teman-teman tahun 2023 yang lalu terlibat dalam film pendek NGIDAM yang diproduksi oleh KOMIK Kompasiana. Adalah Dewi Puspa selaku ketua KOMiK yang menulis skenario film NGIDAM sekaligus produser film pendek tersebut.Â
Meski demikian bukan berarti asal comot pemain. Saya dengan teman-teman lain mengikuti proses casting. Cerita lengkap tentang pengalaman saya mengikuti casting dan syuting bisa klik di sini ya
Selanjutnya mengikuti proses syuting sesuai prosedur dan jadwal yang telah ditentukan. Sebab film pendek NGIDAM pun bukan sembarang film. Sudah melalui proses seleksi dari ratusan naskah film pendek yang diselenggarakan oleh Jakarta Film Week.
Naskah film pendek NGIDAM Â menempati posisi ke-3 dan naskahnya pun siap difilmkan. Maka mulailah proses perekrutan pemain. Mencari lokasi syuting dan lain-lain. Semua dilakukan secara profesional. Profesional sesuai prosedur pembuatan film.
Dari sini pengalaman saya bertambah. Dari blogger, penulis, kemudian main film. Tidak mudah melakoni semua. Tapi ketika ada tekad dan komitmen dalam diri bahwa aku bisa, maka insya Allah segalanya dipermudah.
Debut pertama saya dalam film pendek NGIDAM membuktikan bahwa ternyata seorang blogger bisa kok menjadi pemain film. Pada dasarnya sama saja, ketika kita menulis di blog berupa apa pun tulisan tersebut, kan kita masuk ke tokoh yang ditulis melalui tulisan.
ÂContohnya menulis cerpen. Kita sebagai penulis akan menulis dialog-dialog sesuai karakter bukan? Nah, itu sudah bermain peran tersendiri. Hanya dalam bentuk tulisan.
Hal tersebut yang menjadi acuan saya ketika mendapatkan peran yang bertolak belakang dari keseharian. Awalnya memang sulit.Â