Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Status Facebook sampai ke PDS H.B Jassin, Kisahku Bersama Prasa

3 November 2023   17:41 Diperbarui: 3 November 2023   18:54 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Sunu Wasono salah satu pemateri (dok. Denik)

Kembali ke acara di atas. Secara keseluruhan acaranya menarik. Pemateri dan narasumber yang mengulas karya novel om Bayu juga detail dan sangat teliti. Pak Sunu bahkan dengan lugasnya mengkritisi penulisan kata yang kurang tepat.

Pak Sunu Wasono salah satu pemateri (dok. Denik)
Pak Sunu Wasono salah satu pemateri (dok. Denik)
Hal tersebut membuat aku senyum-senyum sendiri.

"Haiya, om Bayu yang sudah malang melintang di dunia jurnalis saja bisa terpeleset dalam penulisan kata. Apa kabarnya kita?"

Bang Isson yang juga salah satu kompasianer senior memberi pemaparan yang menarik juga tentang karya om Bayu. Juga pertanyaan dari peserta. Bahwa memang tidak mudah mengajak generasi z untuk bisa memahami hal-hal mistis. Mesti ada pendekatan sesuai perkembangan zaman.

Bapak Thamrin Dahlan (dok. Denik)
Bapak Thamrin Dahlan (dok. Denik)
Itu dari sisi materi acara. Dari sisi peserta acara, aku merasa suprise bisa berjumpa lagi dengan kak Devie Matahari dan bapak Thamrin Dahlan. Sudah lama tidak bersua dengan keduanya. Bapak Thamrin Dahlan salah satu kompasianer senior yang memiliki penerbitan buku.

Meski tidak sempat berfoto secara khusus berdua karena waktu itu mengejar salat asar yang sudah terlewat. Setidaknya sudah sempat menyapa dan menanyakan kabar masing-masing. Cukuplah sebagai pelepas rindu.

Lain-lainnya, tentu saja merasa senang bisa kumpul-kumpul lagi dengan teman-teman Kompasianer. Sebab jarang-jarang juga bisa satu event dengan sesama kompasianer.

Bersama teman-teman Kompasianer yang hadir (dok.Denik)
Bersama teman-teman Kompasianer yang hadir (dok.Denik)
Ada satu momen yang membuatku menitikkan air mata haru. Ketika di akhir acara om Bayu memanggil dua putrinya ke depan. Bagaimana om Bayu memperkenalkan putrinya dengan penuh rasa bangga, dan bagaimana kedua putrinya mengapit om Bayu dengan senyum bahagia dan bangga juga.

Seketika mataku sembab. Pun ketika aku menuliskan ulasan ini. Aku teringat almarhum bapak. Bagaimana bapak selalu penuh semangat tiap kali menceritakan prestasiku di sekolah kepada teman-temannya.

Menceritakan hobiku dan kegiatanku yang untuk ukuran perempuan tidak lumrah. Namun justru membuat bapak bangga. Sayang belum sempat aku mengajak dan menunjukkan kepada bapak tempat-tempat yang ingin dikunjunginya bersamaku, Tuhan sudah memanggilnya pulang.

Om Bayu dan kedua putrinya (dok.IG Yon Bayu)
Om Bayu dan kedua putrinya (dok.IG Yon Bayu)
Aku merasa belum tuntas merasakan kebersamaan dengan bapak. Oleh karenanya selalu terharu dan tanpa sadar menitikkan air mata tiap kali melihat kebersamaan seorang bapak dengan anaknya.

Ah, kok jadi sentimentil begini sih. Baiklah, kusudahi saja cerita ini. Ku ucapkan selamat kepada om Bayu atas karya sastranya. Novel Prasa dan Kelir yang terbit sekaligus. Sekalinya menerbitkan karya sekaligus dua. Keren. Sekali lagi selamat. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun