Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kompasiana "Rumah' dengan Beragam Cerita

22 Oktober 2023   11:17 Diperbarui: 22 Oktober 2023   11:32 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat perayaan Kompasianival 2018 di gedung SMESCO (dok.Denik)

Selamat ulang tahun ke-15 Kompasiana. Sukses dan terus menginspirasi ya? Wah, bicara Kompasiana banyak hal nih yang ingin saya ceritakan.Meski saya baru bergabung di Kompasiana akhir tahun 2015. Tepatnya pada 9 Desember 2015. Itu kali pertama saya menulis di Kompasiana.

Setelahnya tidak pernah menulis lagi. Sesekali saja. Karena sibuk dengan job di blog pribadi. Sampai akhirnya tahun 2019 benar-benar rutin menulis di Kompasiana dan mulai mengikuti kegiatan online maupun offlinenya.

Semua tidak lepas dari peran Kompasianer Valka dan Linda yang mengajak saya untuk bergabung dengan KOMiK. Inilah komunitas pertama yang saya ikuti dan mereka (Valka dan Linda) Kompasianer yang pertama saya kenal secara langsung.

Selanjutnya banyak momen indah yang terukir bersama teman-teman Kompasiana. Seperti:

- Menjadi saksi sejarah perubahan Taman Ismail Marzuki sebelum direvitalisasi seperti sekarang. Bersama teman-teman KOMiK menjadi penonton terakhir di XXI TIM sebab esoknya sudah dibongkar.

XXI TIM dalam kenangan (dok.Denik)
XXI TIM dalam kenangan (dok.Denik)
- Merasakan keseruan Kompasianival 2019 dan naik panggung mendapatkan door prize. Sekaligus launching launching buku perdana KOMiK tentang film.

- Pertama kalinya ikut acara NANGKRING Kompasiana di daerah Senopati dan mengenal Kompasianer Asita DK.

- Pertama kalinya ikut Trip KOTEKA ke Purwakarta dan mengenal Kompasianer Mira Habibah yang selanjutnya menemani saya riding keliling Purwakarta.

- Bersama Kompasianer Agung Han dan teman-teman lainnya turun ke jalan ikut serta program sedekah yang diadakan oleh KETAPELS. Seiring berjalannya waktu kini saya dipercaya menjadi punggawa KETAPELS. Adalah kang Rifki dan Mba May yang mensupport saya usai mas Agung Han melepaskan dapuannya sebagai ketua KETAPELS.

- Pertama kalinya bertemu dengan pak Tjiptadinata Effendi dan ibu Lina berkat acara temu kangen yang digagas Kompasiana. Di acara ini pula saya mendapatkan hadiah berupa notebook.

Itu sebagian dari momen indah yang tercipta bersama Kompasiana. Momen indah lainnya tentu saja memenangi lomba blog yang diselenggarakan oleh Kompasiana. Meski bukan pemenang utama.

Ketika KETAPELS dengan kabaretnya tampil dalam Festival Literasi Jakarta di Taman Ismail Marzuki, itu momen indah juga bagi saya sebagai punggawa KETAPELS. Karena bisa mengenalkan KETAPELS kepada komunitas lain dan pegiat literasi di luar Kompasiana.

Tim Kabaret KETAPELS (dok.Denik)
Tim Kabaret KETAPELS (dok.Denik)
Momen tersebut semakin terasa indah manakala teman-teman Kompasianer dan admin Kompasiana turut hadir memberikan support. Ada mas Horas, Mba Dewi Puspa, pak Sutiono, babe Hilmi, Valka, Linda, dan mas Meidy serta mas Kamil.

Bersama mereka, Kompasiana bagi saya benar-benar seperti "rumah." Tempat berbagi kisah dan keluh kesah serta berbagi kebahagiaan tentu saja.

Namun ada momen yang berkat embel-embel Kompasiana menjadi penyelamat tim perjalanan saya ke Timur Indonesia.

Ceritanya pada akhir tahun 2020 ketika Covid-19 sedang hangat-hangatnya, saya bersama seorang kawan melakukan perjalanan ke NTT untuk tugas tulisan tentang Pulau Semau dan Perbatasan RI dengan Timor Leste di Atambua.

Tiba di bandara El Tari, Kupang sudah ada driver yang menjemput dan akan menemani selama 5 hari perjalanan. Nah, ketika tiba di Perbatasan RI dengan Timor Leste sempat ada kendala.

Karena hari sudah malam tiba di sananya. Tentu tidak boleh masuk apalagi diliput. Saya  katakan niat dan tujuan kedatangan ini. Tanpa membawa-bawa nama Kompasiana.

Sebab pekerjaan ini tidak ada hubungannya dengan Kompasiana. Petugasnya minta KTP saya. Sepertinya mereka goegling nama saya.

"Oh, kakak penulis di Kompasiana? Kalau begitu silakan. Nanti ada petugas kami yang mengantar."

Ya Tuhan. Betapa leganya hati ini. Sebab bisa masuk dan mendapatkan kemudahan ini berkat jejak digital saya menulis di Kompasiana. Ini menjadi momen tak terlupakan dalam perjalanan kepenulisan saya.

Selanjutnya momen bersejarah dalam hidup saya adalah ketika terlibat dalam film pendek NGIDAM produksi KOMiK Kompasiana dan diproduseri oleh mba Dewi Puspa.

Suasana syuting film pendek NGIDAM (dok.Komik)
Suasana syuting film pendek NGIDAM (dok.Komik)
"Wah, Maaaak. Aye main film nih Maak."

Meski sebagai pemeran pendukung, tapi ini pengalaman yang luar biasa. Tentu tidak akan terlupakan seumur hidup. Akan menjadi kebanggaan bagi anak cucu. Rekam jejak digital yang positif.

Ya, vibes postif banyak saya dapatkan sejak bergabung dengan Kompasiana. Terlepas dari kekurangan di sana sini,

Tak terasa usia Kompasiana menginjak 15 tahun kini. Usia yang sedang genit-genitnya memoles diri. Maklum usia Puber.

Semoga memoles dirinya ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Membawa perubahan yang luar biasa bagi penghuni "rumah" Kompasiana. Tentu saja perubahan positif.

Selamat ulang tahun ke-15 Kompasiana. Maju terus dan terus menginspirasi. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun