Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Sekelumit Kisah di Balik Layar

7 September 2023   05:50 Diperbarui: 23 September 2023   09:40 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kru film Ngidam (dok.Denik)

Tak terasa satu pekan sudah berlalu dari hingar-bingar dan keriwehan syuting film Ngidam. Sebuah film pendek garapan teman-teman KOMiK. Komunitas Kompasianer pencinta film yang digawangi oleh mba Dewi Puspa.

Selama 3 hari berturut-turut para pemain, kru, dan tim produksi film Ngidam berjibaku dengan waktu. Bahkan ada yang tidak tidur karena sampai dini hari belum tuntas pekerjaan masing-masing.

Tidak terbayangkan bagaimana kerja keras mereka selama 3 hari masa syuting tersebut. Belum lagi kesibukan pekan-pekan sebelumnya seperti masa-masa perekrutan pemain atau saat open casting.

Saya tidak bisa membayangkan seperti apa kerja keras mereka. Saya yang kebetulan keciduk menjadi salah satu pemain yang bukan pemain utama saja merasakan riwehnya proses pembuatan film tersebut.

Karena masing-masing dari kita, saya dan mereka rata-rata memiliki kesibukan lain. Bukan pribadi yang kosong, artinya bukan orang yang duduk manis di rumah tidak ada aktivitas lain. Jadi kegiatan syuting film Ngidam merupakan pekerjaan lain di antara kegiatan utama.

Entah bagaimana mereka mengatur waktu dan jadwal kegiatan masing-masing. Yang jelas saya pribadi harus membagi waktu sesuai jadwal yang diberikan. Jika terpaksa tak apalah berbenturan atau bergesekan antara jadwal satu dengan jadwal lainnya.

Di atas semuanya, komitmen atas apa-apa yang sudah disanggupi satu hal yang saya jaga betul. Seperti keterlibatan saya dalam film Ngidam ini. 

Satu hari sebelum jadwal syuting untuk peran yang saya mainkan. Kaki saya terserempet motor dan harus merelakan sepatu kesayangan dibuang.

Bagaimana tidak? Kalau sepatu yang saya kenakan sobek akibat gesekan ban motor. Bagian kaki yang terkena gesekan ban bukan main sakitnya. Sempat bengkak begitu tiba di rumah. Alhasil sepanjang malam saya mengompres kaki yang bengkak tersebut dengan air panas.

Supaya tidak bengkak dan rasa sakitnya hilang. Sebab esok paginya saya harus berangkat ke lokasi syuting dan akan mengenakan sepatu tinggi. Terbayangkan kalau rasa sakit ini tidak segera diatasi?

Semua akibat mengejar waktu alias buru-buru. Bagaimana tidak buru-buru kalau usai berkegiatan di Jakarta, saya harus langsung meluncur ke Serpong untuk mengambil gelang sebagai salah satu aksesoris pelengkap syuting esok harinya.

Jarak Jakarta-Serpong tidak main-main. Saya tidak boleh kemalaman untuk menjaga stamina. Esok paginya saya harus meluncur ke lokasi syuting yang cukup jauh dari Tangerang.

Namanya di jalan. Sudah tidak bisa diprediksi kondisinya. Niat hati ingin tiba di rumah sebelum pukul 9 malam. Apa daya hujan deras di sana sampai pukul 10 malam baru reda. Alhasil pukul 12 malam saya baru tiba di rumah.

Baru bisa tidur pukul 3 dini hari. Karena merapikan perlengkapan yang akan dibawa syuting sambil mengurusi kaki yang bengkak. Pagi-pagi sudah bangun dan pukul 8 pagi sudah meluncur ke lokasi syuting. Syukurnya kaki yang terserempet motor sudah tidak terasa sakit lagi.

Sambil menguap berulang kali akibat kurang tidur. Saya mengendarai motor membelah kemacetan Jakarta. Kebetulan jadwal syuting saya hari kerja. Terbayang dong jalanan Jakarta di hari kerja?

Tapi saya enjoy saja. Menikmati perjalanan pagi itu. Karena sudah cukup lama juga saya tidak merasakan kemacetan Jakarta pagi hari. Sejak pandemi berhenti mengajar dan memilih full time blogger serta menulis saja. Jadi baru keluar rumah kalau ada event atau momen tertentu.

Ini salah satu alasan saya tidak ikut mobil yang menjemput para pemain. Saya ingin merasakan kemacetan Jakarta pagi hari. Selanjutnya diperjalanan saya bisa sambil menghapal dialog. Jujur saja saya belum hapal 100%.

Kok bisa?!!! Karena saya menerima naskahnya baru 5 hari dari jadwal syuting.

Kok bisaaa?!! Ceritanya panjang. Jadi begini. Ketika KOMiK mengumumkan akan open casting untuk film Ngidam, saya antusias sekali ingin ikut casting.

Pengin jadi pemain film ya? Mungkin ada yang berpendapat demikian. Jujur saja saya tidak tertarik untuk main film. Kenapa? Yang utama saya malas menghapal. Pusing harus menghapal dialog, apalagi yang panjang-panjang.

Jadi ikut casting lebih karena penasaran saja. Kayak mana sih suasana casting film itu? Begitu membaca syaratnya ada dialeg Betawi. Saya batal ikut. Ya, karena memang tidak menguasai bahasa Betawi. Bisanya lu gue saja.

Tapi seseorang menyemangati kalau saya bisa kok. Ikut casting saja. Yang penting mencoba saja dulu. Saya pikir benar juga. Kalau langsung menyerah berarti kalah sebelum bertempur.

"Rider kok begitu. Tunjukkan ketangguhanmu seperti saat melibas jalan-jalan menantang." kata hati ini.

Maka begitulah. Akhirnya saya pun ikut casting film Ngidam. Seperti apa pengalaman saya mengikuti casting Ngidam bisa klik disini ya?

https://www.kompasiana.com/denik13/64cf031808a8b57226288d32/begini-rasanya-ikut-casting-film

Hasilnya? Enggak lolos dong. Saya biasa saja. Sudah sadar sejak awal sih. Setidaknya ada pengalamanlah. Oh, begini rasanya casting film.

Setelah itu saya kembali ke aktivitas biasa. Tapi ada beberapa tambahan kegiatan lagi deh. Jika kemarin saya ikut casting, kali ini saya mengcasting orang lain untuk direkrut menjadi pemain kabaret. Dalam waktu dekat tim kabaret ini akan tampil di TIM.

Kebayang dong bagaimana proses perekrutan pemain sampai mengatur jadwal latihan. Disela kesibukan itu saya mendapat kabar untuk terlibat sebagai extras dalam film Ngidam. Wah, saya sih senang-senang saja. Karena memang ingin tahu suasana syuting film tuh macam mana.

Sebelum mendapatkan kabar tersebut saya memang ada keinginan untuk melihat proses syuting film Ngidam. Ya ingin tahu saja terus ditulis deh. Kan bermanfaat tuh bagi pembaca tulisan ini.

Tak lama dapat kabar lagi kalau saya diminta untuk menggantikan salah satu pemain yang tidak bisa ikut syuting. Wuduh, tinggal beberapa hari lagi dari jadwal syuting yang ditetapkan? Sementara saya tidak tahu sama sekali apa dan bagaimana dialognya.

Sempat bingung. Terima tidak? Terima tidak tawaran tersebut? Karena merasa tertantang dan diberi kesempatan. Ya sudah terima saja. Maka begitulah. Saya menjadi salah satu pemeran dalam film Ngidam.

Apa peran saya dan bagaimana penampilan saya? Nantikan tanggal tayangnya ya?

Berhubung sudah menerima tawaran tersebut. Saya harus komitmen dan mengikuti jadwal yang diberikan. Seperti jadwal di hari Sabtu dan Minggu sebelum hari Seninnya syuting. Saya pulang malam terus.

Latihan kabaret (dok.Denik)
Latihan kabaret (dok.Denik)
Hari Sabtu pagi sampai siang sudah ada acara. Sorenya harus datang untuk latihan dialog dan fitting baju. Hari Minggu pagi sampai siang mengurus kabaret. Siang sampai sore ada event di ICE BSD. Dari sana lanjut ke arah Muncul untuk mengambil gelang yang akan dipakai syuting.

Pulang sudah larut malam. Esok pagi sudah harus berangkat syuting. Weh, benar-benar padat merayap jadwalnya. Tiba di lokasi syuting masih harus diputar-putar oleh maps. Meski akhirnya sampai juga di lokasi.

Dengan sepol kemampuan saya coba melakukan yang terbaik sesuai arahan. Ternyata tidak mudah ya melakoni seni peran tersebut. Mungkin karena saya baru pertama kali dan tanpa persiapan yang matang.

Jujur ini menjadi sebuah pengalaman berharga bagi saya. Ada banyak hal yang saya dapatkan selama satu hari bersama mereka. Tak hanya suasana syutingnya. Tapi juga kebersamaan dari sebuah tim. Serta kesabaran dan tanggungjawab dari masing-masing personil.

Kru film Ngidam (dok.Denik)
Kru film Ngidam (dok.Denik)
Tanpa ada rasa kebersamaan dan rasa tanggungjawab yang besar disertai kesabaran yang tinggi. Maka tidak akan bisa bekerja dalam sebuah tim yang ritme kerjanya pun tidak jelas jam berapa selesainya. Semua tergantung kondisi di lapangan.

Satu hari syuting yang penuh cerita dalam hidup saya. Terima kasih teman-teman KOMiK atas kepercayaan yang diberikan. Senang bisa mengenal kalian, Abdul dan Lela. Serta kru film Ngidam. Sukses untuk kalian semua. Salam hangat dari Tangerang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun