Bersepeda. Hobi yang saya gemari sejak kecil. Selain menyehatkan, bersepeda merupakan bagian dari aplikasi saya dalam bertualang. Saya penggemar buku seri Lima Sekawan karya Enid Blyton. Petualangan mereka dengan menaiki sepeda menginspirasi saya untuk bertualang juga dengan sepeda.
Jika sewaktu kecil hanya sebatas keliling kampung, keluar masuk gang dan perumahan. Begitu memasuki usia remaja dan dewasa, saya sudah berani bersepeda hingga ke kota Bogor dan kota Serang. Bersepeda ke Jakarta terutama ke GBK (Gelora Bung Karno) hampir setiap Minggu. Nah, suatu ketika pada saat saya bersepeda ke GBK ada momen yang tak boleh dilewatkan. Yakni berfoto dengan latar Kaldron Api GBK. Sebuah kaldron api yang diberi nama "Bilah Nusantara."
Kaldron api tersebut dibuat tahun 2018 untuk menyambut ajang bergengsi Asian Games. Perancang kaldron api GBK adalah Sunaryo dan Gregorius Supie Yolodi. Bentuk Kaldron api sendiri melambangkan Energy of Asia. Kedamaian, Persaudaraan, dan Sportivitas.
Diberi nama "Bilah Nusantara" karena terinspirasi bentuk keris, yang merupakan senjata khas Indonesia sejak zaman kerajaan Majapahit. Dipergunakan sebagai senjata perang. Namun sekarang lebih ke produk budaya. Bahkan dijadikan sebagai souvernir.
Bilah Nusantara merepresentasikan kebhinekaan dan keberagaman negara kita. Dibuat menjulang ke langit sebagai lambang semangat yang terus meningkat dan mencapai sesuatu hingga puncak.
Bilah Nusantara dibuat ke atas artinya menantang. Ke bawah menyerah. Horizontal artinya damai. Dengan panjang 95 meter, dan tinggi 18 meter serta tinggi lidah api adalah 8 meter. "Bilah Nusantara" Â menjadi simbol kebanggaan.
Maka sayang bila tidak mengabadikan momen dengan latar "Bilah Nusantara"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H