Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

[Kisah Nyata] Di Era Digital, Penghuni Makam Jeruk Purut Ingin Merasakan Naik Ojol

11 Juli 2023   01:17 Diperbarui: 11 Juli 2023   01:18 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah keangkeran makam jeruk purut sudah bukan rahasia lagi. Semua orang tahu kisah-kisah mistis yang menyelimuti makam tersebut. Saya sih tahunya dari membaca berita dan film-film horor Indonesia, yang mengambil latar makam jeruk purut.

Kalau mengalami secara langsung kejadian aneh di sana belum pernah sih. Meski beberapa kali melintas di daerah sana pada malam hari. Duh, jangan sampai mengalami deh. Karena saya penakut. Saya selalu komat-kamit membaca doa-doa kalau melintasi daerah sana.

Namun malam ini, beberapa saat sebelum saya menuliskan kisah ini. Saya baru selesai telepon-teleponan dengan teman saya yang seorang ojol. Ia baru saja menurunkan penumpang perempuan di tengah makam jeruk purut. Begitu memutar motornya balik ke arah keluar, si perempuan tadi sudah tidak ada.

Hilang begitu saja di tengah pemakaman. Teman saya langsung memacu sepeda motornya dan berhenti di pos satpam.

"Pak, memangnya di tengah sana ada rumah penduduk ya?" tanya teman saya.

"Oh, enggak ada. Adanya ya kuburan saja?"

"Tapi tadi saya menurunkan penumpang di sana. Anehnya dia hilang begitu cepatnya," sahut teman saya sambil ngotot.

"Iya, tapi sejak masuk tadi situ enggak bonceng siapa-siapa."

"Masa sih," sahut teman saya kebingungan.

"Tenang saja. Sudah sering kejadian macam itu. Jadi saya diamkan saja. Nanti juga balik lagi," kata si satpam dengan santainya.

"Hah, sudah sering. Berarti berita yang gue baca bukan karangan semata ya? Kisah nyata," kata saya begitu mendengar secara detail cerita dari si teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun