Demikian penjelasan Mba Tami. Ada sisi enak dan tidak enaknya juga dari profesi sebagai dubber. Namanya juga pekerjaan. Dimana-mana pasti ada suka dukanya.
Saking menghayatinya sebuah peran yang ia isi suaranya, sampai di rumah masih terbawa perasaan.
Soal tikung menikung job juga ada. Pokoknya ada saja. Berhubung senang dengan dunia tersebut maka asik-asik saja menjalaninya. Yang terpenting dari profesi dubber dan voice over talent adalah bagaimana kita menjaga kualitas suara. Air dingin dan gorengan harus dihindari. Tidak boleh tidak.
Sayangkan sudah senang-senang terima job malah diganti orang lain karena suara kita bermasalah.
Tertarik dengan dunia sulih suara?ikuti saja pelatihannya. Merasa sudah berumur? Jangan khawatir. Profesi ini tidak memandang usia. Selama karakter suara yang dimiliki  sesuai dan memang dibutuhkan, kenapa tidak?
Ah, jadi penasaran. Suara saya kira-kira masuk kriteria enggak ya?! (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H