JAKARTA. Kota yang masih memiliki magnet tersendiri bagi orang-orang yang ingin merantau. Kejamnya ibu kota tak sekejam ibu tiri, hanya slogan semata.
Pada kenyataannya masih banyak orang-orang yang ingin mengadu nasib di Jakarta.
Kenapa memilih Jakarta?
Sebab perputaran uang yang cepat memang di Jakarta. Asal mau bergerak dan tidak malu atau gengsi. Bermodal peluit saja bisa mendapatkan uang. Lihat saja mereka yang berdiri di pertigaan atau perempatan jalan, yang biasa kita sebut pak Ogah.
Memunguti botol plastik bekas atau kardus bekas. Orang biasa menyebut mereka pemulung, juga merupakan sumber mata pencaharian. Itulah kenapa orang berbondong-bondong merantau ke Jakarta. Demi mendapatkan uang dengan mudah untuk keseharian.
Pasca lebaran seperti sekarang. Ada saja yang menanyakan pekerjaan di Jakarta. Juga ketika musim kelulusan anak sekolah. Biasanya ada yang menanyakan pekerjaan untuk anaknya yang baru lulus sekolah.
"Kerja apa sajalah yang penting kerja. Kamu pasti banyak kenalan. Kan sudah lama tinggal di Jakarta."
Kata-kata seperti itu yang terkadang jadi dilema. Saya memang sejak SD tinggal di Jakarta. Mengikuti orang tua yang hijrah ke Jakarta karena pekerjaan. Kalau dibilang banyak kenalan tentu saja iya. Namun bukan serta merta bisa meminta pekerjaan seenaknya.
Semua tetap sesuai prosedur. Oleh karenanya saya kerap menanyakan keterampilan  yang dimiliki. Sehingga saya bisa memberitahukan lowongan pekerjaan sesuai keterampilan yang dimiliki.
"Kerja apa sajalah yang penting halal. Bisa untuk menyambung hidup."
Okelah mau kerja apa saja. Tetap harus ada kemampuan dalam diri yang bisa diandalkan. Bekerja dibagian front office misalnya, mesti ramah, minimal menguasai satu bahasa asing.
Bekerja sebagai cleaning service yang kelihatannya mudah. Tetap harus memiliki keterampilan. Terampil menyapu dan mengepel serta bersih-bersih.
Kalau kamu di rumah tidak pernah melakukan pekerjaan semacam itu. Bagaimana bisa bekerja walau sebagai cleaning service? Begitu kok bisa bilang kerja apa saja asal halal.
Maka ketika kamu memutuskan untuk merantau ke ibu kota Jakarta, minimal memiliki ketrampilan dasar berikut:
1 . Bisa mengendarai sepeda motor atau mobil
Kelihatannya sepele. Tapi dengan kemampuan tersebut, kamu bisa menerima tawaran sebagai kurir atau ojek pribadi antar jemput anak sekolah dan orang kerja kantoran. Untuk mobil opsional sih ya? Bisa untuk sopir pribadi atau sopir kantor dan lain-lain.
2 . Memasak
Dengan keahlian memasak yang dimiliki, bisa bekerja di restoran atau ketering. Setidaknya bisa buka usaha sendiri jualan makanan atau kue.
3 . Mengasuh Anak
Dengan kesabaran yang dimiliki dan kecintaan pada anak-anak, modal untuk bekerja sebagai baby sister. Bahkan bisa juga mengajar di PAUD.
4 . Berkebun atau Bercocok Tanam
Kemampuan di atas terdengar sepele. Tapi jangan salah. Dengan kemampuan tersebut bisa jadi tukang kebun di perumahan atau taman kota milik pemerintah.
5 . Menjahit
Nah, ada lagi yang kedengarannya sepele. Tapi tak bisa dianggap remeh. Dengan kemampuan menjahit yang dimiliki. Kamu bisa bekerja di butik atau malah buka usaha vermak sendiri hanya dengan modal mesin jahit.
Kalau kamu merasa tidak memiliki keterampilan khusus. Bukan sarjana. Salah satu dari lima keterampilan dasar di atas harus dimiliki. Setidaknya dengan keterampilan tersebut bisa sebagai pembuka jalan untuk meraih kesuksesan.
Tentu saja dengan niat dan tekad kuat juga. Seperti menyisihkan waktu untuk kursus sesuai minat, atau yang menunjang pekerjaan. Kuliah sambil bekerja dan lain sebagainya.
Dengan demikian ada peningkatan dan kemajuan untuk ke depannya. Oke hari ini saya bekerja di butik. Next punya butik sendiri. Oke hari ini saya menjadi tukang kebun. Next bisa jadi insinyur pertamanan.
Namanya nasib orang tidak ada yang tahu bukan? Jadi tidak salah merantau ke Jakarta. Asal tahu pasti arah dan tujuan masa depan yang akan kalian raih. Selamat datang di ibu kota Jakarta tercinta. (EP)
Â
