Dalam hati langsung mengutuk goegle map. Asli ini sih diarahkan ke jalur yang tak biasa. Karena seingat saya begitu mendekati arah tujuan, jalannya bagus beraspal. Ini kok semakin parah.
Tapi mau bagaimana lagi. Saya benar-benar lupa jalannya. Jadi sangat mengandalkan goegle map. Tak lama saya menjumpai sebuah warung dengan beberapa pemotor trail yang sedang beristirahat.
Saya langsung berhenti dan bertanya pada si ibu warung. Ternyata memang benar, di depan sana arah yang saya tuju. Sampai saya menjumpai pertigaan.
Hanya saja di depan saya ada spanduk besar bertuliskan jalur akasia.
"Yakin mau terus lewat sana?" tanya salah satu dari pemotor trail.
Nah, saya curiga toh. Pasti parah jalurnya. Tapi mau bagaimana lagi. Apalagi keterangan di map sudah dekat dengan tujuan saya.
"Mau bagaimana lagi? Kalau balik lagi enggak sanggup juga. Parah jalurnya," kata saya.
"Memang  iya sih. Di depan juga parah. Tapi sudah dekat ke tujuan ya?"
"Iya," sahut saya.
"Kalau begitu hati-hati ya?"
Saya pun segera melanjutkan perjalanan. Ya, ampun. Begini amat sih jalannya. Saya takut terpeleset. Beberapa kali saya turun dari motor.