Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelecehan Seksual di Kereta? Begini Cara Menghindari dan Mengatasinya

16 April 2023   22:04 Diperbarui: 16 April 2023   22:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikian cara menghindari dan mengatasi pelecehan seksual ala saya.

Berani bicara. Salah satu cara mengatasi pelecehan seksual di kereta yang berat untuk dilakukan. Hal ringan dan mudah sebenarnya. Tapi sulit dilakukan.

Masih banyak yang merasa malu untuk sekadar berteriak. Sebab dirinya akan menjadi sorotan sebagai korban pelecehan.

Padahal dengan keberanian yang kita miliki, si pelaku akan takut. Umumnya si korban diam saja. Hanya bergeser posisi atau ngedumel (apaan sih? Reseh banget sih?). Hal seperti itu membuat si pelaku merasa di atas angin.

Seharusnya si korban langsung berteriak. Setidaknya bicara yang lantang. Kemudian lanjutkan dengan tindakan. Dengan demikian ada perlawanan namanya.

Kalau baru akan melakukan tindakan pelecehan, si pelaku akan segera berlalu dan kita terhindar dari si pelaku. Tapi kalau sampai terjadi dan mengalami, maka harus berani bicara dan mengambil tindakan. Sehingga si pelaku bisa ditangkap dan diberi sanksi.

Kalau perlu dihajar terlebih dulu baru dilaporkan. Jangan takut dianggap main hakim sendiri. Sebab sebagai korban sudah merasa dirugikan dan dilecehkan. Tidak cukup hanya dilaporkan kemudian diberikan peringatan saja si pelakunya.

Sanksi dan hukuman yang diberikan harusnya setimpal. Agar memberi efek jera pada si pelaku. Kalau hanya diberikan peringatan. Tidak akan memberi efek apapun. Yang ada si pelaku akan melakukan tindakan serupa lagi.

Namanya penjahat. Jangan diberi tempat. Janganlah diberi ampun sebelum bonyok. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun