Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tak Harus Bergamis, Tiga Gaya Ini Cocok Untuk Outfit Tarawih

10 April 2023   22:12 Diperbarui: 10 April 2023   22:20 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan rok dan kemeja panjang (dokpri)

Memasuki bulan Ramadan ada beberapa aktivitas yang cukup menyita waktu dan perhatian. Karena memang bagian dari ibadah di bulan Ramadan. Seperti salat tarawih dan salat berjamaah di masjid.

Jika sehari-hari jarang salat wajib di masjid. Maka saat bulan Ramadan biasanya dipersunggguh salat di masjidnya. Karena di bulan Ramadan segala amal Ibadah dan perbuatan kita berlipat ganda.

Selain itu ada kegiatan lain yang tidak mungkin dilakukan di bulan lain. Hanya bisa dilakukan saat bulan Ramadan. Kegiatan itu adalah bukber alias buka puasa bersama.

Bayangkan jika ruang lingkup pertemanan kita luas. Semua ingin mengadakan bukber. Tinggal disesuaikan saja mana yang waktunya cocok dan tidak bentrok dengan acara lain.

Belum lagi acara bukber dengan keluarga. Menyantuni anak yatim dan lain-lain. Ya, seperti itulah kegiatan yang ada selama bulan Ramadan.

Nah, yang ingin saya bahas bukan bukbernya. Tetapi masalah tarawih. Weh, jangan salah, meski hanya salat sunah tetapi jangan abai. Sebab kapan lagi melaksanakan salat tarawih kalau bukan di bulan Ramadan.

Setiap hari berangkat ke masjid untuk salat tarawih butuh penampilan yang oke menurut saya. Bukan dengan niat untuk gaya-gayaan loh. Tapi memang harus.

Bukan ala kadarnya atau asal-asalan. Mentang-mentang cuma salat jadi mengenakan pakaian sekenanya saja.

"Toh, ditutupi mukena juga. Percuma rapi-rapi."

Hey, saya tidak setuju dengan pendapat semacam itu. Menurut saya beribadah ke masjid haruslah dengan penampilan terbaik. Tidak boleh asal.

Kenapa?

Sebab kita mengunjungi rumah Allah. Tempat ibadah. Tempat kita berkomunikasi dengan Sang Rabb. Jadi harus rapi dan apik.

Masa iya kalah dengan penampilan kita kalau mau bertemu pejabat. Misalnya pak RT, pak lurah, pak camat, pak walikota dan seterusnya. Jauh-jauh hari pasti sudah bingung mau pakai baju apa?

Pastinya ingin tampil sebagus mungkin. Sesempurna mungkin. Itu mau bertemu pejabat. Yang kekuasaannya terbatas pada daerah atau wilayah yang dipimpinnya.

Sementara Allah. Tuhan semesta alam. Penguasa bumi dan isinya. Penguasa segala. Masa iya dengan Allah kita malah abai. Menyepelekan. Apa karena kasat mata? Tidak tahu wujudnya? Jadi tidak dianggap?

Ya tidak begitulah. Saya sih. Saya anggap berangkat ke masjid berarti berkunjung ke rumah sang penguasa segala. Maka harus berpenampilan baik dan sebagus mungkin.

Bukan berarti terlihat glamor dan mewah loh. Tidak begitu juga. Jadi bagaimana? Ini aturan tidak tertulisnya. Busana yang sebaiknya dikenakan saat ke masjid:

-Kenakan busana yang bagus tapi sederhana.
-Busana yang terbaik tapi tidak glamour.
-Busana yang tidak ketat di badan.
-Busana yang tidak memperlihatkan aurat tubuh.
-Busana yang menyerap keringat.

Nah, pada umumnya busana yang dipilih adalah gamis untuk perempuan dan baju koko untuk prianya. Karena model baju demikian yang mewakili kenyamanan dan kerapian.

Tapi model busana seperti di atas pilihan sejuta umat. Hampir semuanya kalau ke masjid begitu penampilannya.
Kalau saya pribadi tidak terlalu suka mengenakan gamis.

Jadi tetap mengenakan kain nusantara dengan atasan kebaya. Tentu saja tidak yang ketat melekat di badan. Pokoknya disesuaikan saja.

Dengan rok dan kemeja panjang (dokpri)
Dengan rok dan kemeja panjang (dokpri)

Selain itu bisa juga mengenakan rok lebar dengan atasan blus atau kemeja lengan panjang. Dengan paduan warna yang matching, penampilan kita jadi terlihat rapi dan sporty.

Gaya lainnya? Bisa juga dengan mengenakan celana panjang yang dipadu dengan atasan lengan panjang. Yang panjang atasan tersebut melewati pinggul atau sampai di atas lutut. Seperti baju kurung.

Dengan celana panjang dan atasan panjang juga (dokpri)
Dengan celana panjang dan atasan panjang juga (dokpri)

Gaya semacam ini bagus juga untuk outfit tarawih. Simple dan praktis. Cocok untuk mereka yang mengenakan jilbab atau belum menggunakan jilbab.

Asal bisa menyesuaikan warnanya, maka tiga gaya tersebut sangat rekomended untuk digunakan sebagai outfit tarawih. Sederhana tapi tak biasa. Rapi dan tidak glamour.

Bagaimana? Ingin mencobanya? Atau malah sudah biasa berbusana seperti itu? Selamat melaksanakan ibadah salat tarawih. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun