Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Jadi seyogyanya bergaullah dengan sesama manusia tanpa pandang bulu. Tanpa melihat bibit, bebet, dan bobot orang tersebut. Dari suku mana dan agama apa.
Di mata Tuhan semua makhluk ciptaan-Nya itu sama saja. Yang membuat mereka beda di mata Tuhan adalah ketaqwaannya. Jadi memang tak ada alasan untuk membatasi pergaulan dengan yang satu agama saja. Atau satu suku saja.
Apalagi kita sebagai warga  negara Indonesia. Dengan beragam suku bangsa, agama, dan budaya. Sangat riskan jika tidak bersungguh-sungguh dalam menjaga toleransi.
Semua itu terjaga rapi dan diperkuat oleh Islam dengan yang namanya silaturrahmi. Ada banyak kebaikan atas silaturahmi yang dilakukan.
Atas nama silaturahmi pula, saya pernah solo riding dari Tangerang ke Lembang dalam kondisi puasa. Karena kebetulan waktu itu sedang dalam suasana bulan Ramadan.
Saya mendapat undangan dari yayasan Orang Tua Tuna Netra Eben Haezar di Lembang, untuk menghadiri perayaan hari jadi Eben Haezer. Yang namanya diundang wajib hukumnya untuk hadir selama tidak ada uzur atau halangan.
Maka tanpa alasan sedang berpuasa atau sedang dalam suasana bulan Ramadan, saya pun meluncur ke Lembang dengan mengendarai sepeda motor kesayangan.
Tentu saja sudah dengan perhitungan mengenai lama perjalanan dan tempat menginap selama di sana.
Berangkat dari Tangerang pagi hari via Puncak. Tiba di Lembang sore hari. Langsung menuju penginapan. Esoknya saya datang ke Eben Haezer sesuai waktu yang tertera dalam undangan.
Layaknya sebuah perayaan, maka ada banyak hiburan di sana. Selain momen doa bersama. Menyanyi, menari, makan dan minum penuh suka cita. Pemotongan kue ulang tahun dan pemotongan tumpeng.
Saya biasa saja mengikuti seluruh prosesi acara. Karena sudah komitmen untuk hadir. Jadi tidak merasa terganggu atau tergoda. Sebelumnya mereka minta maaf juga atas kondisi acara yang saya hadiri.