Wacana yang digulirkan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat, agar jam masuk sekolah setingkat SMA di NTT dimulai pukul 05.00 WITA menuai pro dan kontra.
Berdasarkan pengalaman saya yang ketika duduk di bangku SLTA berangkat sekolah setelah salat subuh, rasanya tidak enak sekali mengikuti pelajaran. Ngantuk. Apalagi kalau mata pelajarannya yang tidak disukai. Tidak fokus sama sekali.
Bagaimana tidak berangkat setelah salat subuh, kalau jarak sekolah dengan tempat tinggal berbeda provinsi. Saya tinggal di Kota Tangerang sementara sekolahnya di daerah Slipi, Jakarta Barat. Kata orang ujung ke ujung.
Kok bisa sekolahnya jauh begitu? Mungkin ada yang bertanya seperti ini. Jaman saya sekolah dulu sekitar tahun 90-an. Kita bisa memilih sekolah di mana saja asal nilainya bagus.
Biasanya sih lebih memilih sekolah unggulan biar pun jauh. Ada kebanggaan bisa masuk sekolah ngetop. Makanya tak jarang rumahnya di mana sekolahnya di mana. Karena seperti itu alasannya. Jaman dulu kan bebas memilih sekolah. Tidak seperti sekarang yang berdasarkan zonasi.
Itu sebabnya sekolah saya jauh dari tempat tinggal. Risikonya harus berangkat pagi-pagi sekali. Agar tidak terlambat. Karena jalanan di Jakarta sejak dulu macetnya luar biasa sekali. Kalau berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB, sudah pasti akan terlambat.
Pertama sulit mendapatkan kendaraan umum. Bukannya tidak ada. Tapi sopirnya lebih memilih mengangkut orang kerja dibandingkan anak sekolah. Karena tarif anak sekolah lebih murah. Belum lagi kena macet. Jadi memang harus berangkat setelah subuh.
Ketika awal-awal masuk sekolah, saya sampai diantar oleh ibu sampai mendapatkan angkutan umum. Â Setelah terbiasa dan ada barengannya, saya sudah tidak diantar lagi. Paling disiapkan perbekalan untuk sarapan di sekolah.
Kalau saat berangkat sih tidak ada masalah meski harus berangkat lebih awal. Justru merasa asik-asik saja. Setelah salat subuh tidak harus menunggu lama-lama untuk berangkat sekolah. Bisa langsung cuss kalau kata anak sekarang.
Cuma risikonya di sekolah jadi mengantuk berat. Karena kan bangunnya lebih pagi. Sebelum subuh sudah harus bangun. Saya sering dilempar kapur oleh guru karena kedapatan tidur di kelas. Apalagi kalau mata pelajarannya yang tidak disukai. Sudah tidak fokus sama sekali.
Risiko memilih sekolah jauh dan harus berangkat setelah subuh. Asiknya karena bersekolah di tempat yang disukai. Jadi merasa happy-happy saja setelah bertemu dengan teman-teman.
Kalau sekarang disuruh seperti itu lagi sih sudah malas. Lebih baik memilih sekolah yang dekat, bagus dan tidak terlalu pagi masuk sekolahnya. Itu seenak-enaknya jadi anak sekolah.Â
Berangkat sekolah merasa happy. Di sekolah bisa fokus dalam menerima pelajaran. Sebaiknya sih ditinjau kembali kebijakan semacam di atas. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H