Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jelajah Cikarang Bersama Click Kompasiana Memberi Pengalaman Luar Biasa

26 Februari 2023   15:45 Diperbarui: 31 Maret 2023   15:47 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu semua peserta yang tikum di stasiun Manggarai tiba, kita semua segera menaiki commuter line jurusan Cikarang.

Di dalam kereta (dokpri)
Di dalam kereta (dokpri)

Di dalam commuter line peserta terpencar mengikuti bangku yang kosong. Saya, Mba Hiqud, dan Mba Yayat satu deretan.  Ini pengalaman pertama saya juga naik commuter line dari stasiun Manggarai. Seru juga. Saya jadi tahu beberapa stasiun yang dilalui sebelum tiba di stasiun Cikarang.

Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya rombongan tiba juga di stasiun Cikarang. Saya yang baru pertama juga menjejakkan kaki di sini langsung eksplore tiap sudut stasiun. Mumpung di sini? Beberapa peserta sudah menunggu di sana. Termasuk mas Kamil dari Kompasiana.

Dari stasiun rombongan naik angkot merah menuju lokasi pertama yang dikunjungi. Yaitu Saung Ranggon. Salah satu situs cagar budaya yang ada di daerah Cikarang.

Saya baru tahu kalau di Cikarang ada cagar budaya. Saya tahunya kota industri. Menarik sekali. Apalagi begitu tiba di lokasi tujuan. Wow, ternyata benar ada cagar budaya di sana. Berupa saung yang sudah ada sejak abad ke-16.

Saung Ranggon (dokpri)
Saung Ranggon (dokpri)

Suasananya adem di sana. Masih banyak pepohonan dan jauh dari keramaian. Kalau tidak ingat masih ada tempat yang ingin dikunjungi, ingin rasanya rebahan sejenak di musalah.

Berhubung mengejar waktu juga agar tidak kesorean. Perjalanan pun dilanjutkan untuk menuju Taman Buaya. Tempat penangkaran buaya terbesar di Asia. Tapi di tengah perjalanan sempat berhenti sebentar untuk makan siang. Warung makan Padang pilihan termudah dan terpercaya.

Saya memilih lauk telur dadar, gulai nangka, daun singkong, sambal hijau dan peyek udang. Begitu saja? Iya. Saya suka nasi Padang tuh daun singkong dan sambal hijaunya. Juga peyek udangnya.

Menu makan siang (dokpri)
Menu makan siang (dokpri)

Lauk lainnya paling ikan dan ayam bakar. Rendang dan sayur berkuah lainnya kurang suka. Lidah Jawa sekali deh. Sukanya sayur yang bening-bening.

Usai makan siang perjalanan dilanjutkan lagi dalam kondisi mengantuk. Biasalah, perut kenyang tinggal mengantuknya. Ditambah jalanan sedikit macet. Situasi yang tepat untuk memejamkan mata.

Kurang lebih 30 menit perjalanan, angkot yang kita tumpangi tiba di tujuan. Taman Buaya Indonesia Jaya. Patung buaya ukuran besar menyambut pengunjung yang datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun