Pertama pengunjung cafe disuguhi spot foto berupa piala Liga 1 Â yang diperoleh Bali United FC. Kemudian nuansa berbeda kembali terasakan begitu memasuki ruangan cafe. Kursi cafe dilabeli dengan nama pemain dan pelatih sepak bola.
Meja cafe dan langit-langit cafe didesain seperti lapangan sepak bola. Yang paling menarik adalah cafe tersebut hanya dibatasi oleh kaca bening untuk bisa melihat bagian dalam stadion. Jadi latar nongkrong di cafe tersebut berupa lapangan sepak bola.
Hari-hari tertentu pengunjung cafe bisa melihat para pemain Bali United FC berlatih. Bahkan bisa foto bareng karena tak jarang para pemain usai latihan nongkrong di cafe tersebut. Wah, menarik sekali bukan.
Pada musim pertandingan pengunjung tetap bisa nongkrong di cafe tapi dikenakan harga khusus. Sebab cafe tersebut dijadikan ruang VIP. Jadi penonton membeli tiket pertandingan kelas VIP sudah berikut makanan dan minuman di cafe. Seru sekali membayangkan suasana tersebut.
Ada banyak cafe yang dibangun dekat stadion sepak bola. Namun dengan konsep semacam ini sangat jarang. Bisa jadi baru Bali United FC yang memiliki konsep cafe demikian.
Tak sia-sia singgah di stadion Kapten I Wayan Dipta. Ada nuansa berbeda yang saya dapatkan dari stadion yang dibangun tahun 1977. Kemudian dipergunakan tahun 2003 dan direnovasi pada tahun 2020.
Tahun 2023 stadion Kapten I Wayan Dipta menjadi  salah satu stadion yang akan digunakan dalam ajang Piala Dunia U-20 tahun. Bersyukur saya bisa merasakan nongkrong cantik di sana. Sebab selama menunggu perhelatan Piala Dunia U-20, stadion tersebut tidak boleh dipergunakan. Termasuk oleh Bali United FC itu sendiri. Â
Jadi kalau kalian jalan-jalan ke Bali jangan lupa untuk singgah ke stadion Kapten I Wayan Dipta ya? Rasakan sensasi nongkrong cantik di cafe stadion ala-ala di The Red Cafe milik Manchester United. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H