Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada Aura Berbeda di Depan Meja Rias Ibu Fatmawati

9 Februari 2023   15:49 Diperbarui: 9 Februari 2023   22:19 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu bagian dinding museum yang berisi informasi tentang Bung Karno (dokpri)

Bicara Pulau Bali tak bisa tidak, pasti terhubung dengan nama besar Bung Karno. Sebab ibunda Bung Karno (Ida Ayu Nyoman Rai) merupakan perempuan asli Bali. Jadi bagi saya Bali tak sekadar  pantai atau pura.

Oleh karenanya dalam perjalanan ke Bali beberapa waktu yang lalu, salah satu destinasi yang saya tuju adalah Museum Agung Bung Karno. Ini sudah masuk daftar wajib kunjungan saya di Bali. Sampai kawan saya berseloroh.

"Kamu tidak tertarik ke pantai atau mengunjungi pura?"

Saya tersenyum. Mungkin ia bingung melihat jadwal saya yang tak memasukkan pantai dan pura dalam itinerary perjalanan ke Bali. Bukannya tidak tertarik tapi ada yang lebih diprioritaskan. Salah satunya ke Museum Agung Bung Karno.

Cuaca mendung bergelayut di langit Denpasar saat saya keluar dari hotel untuk menuju museum. Jarak dari hotel ke museum tidak terlalu jauh. Karena sama-sama berada di pusat kota Denpasar.  Tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur 56 No.1 Renon, Denpasar.

Tentang Museum Agung Bung Karno

Tiba di depan museum hujan turun rintik-rintik. Saya berlari-lari kecil menuju pintu yang terbuka, sambil memandang kagum bagian atas museum yang tampak megah. Dengan patung Bung Karno yang berdiri tegak memegang buku.

Patung Bung Karno ukuran raksasa (dokpri)
Patung Bung Karno ukuran raksasa (dokpri)

Pintu terbuka di lantai dasar merupakan perpustakaan sekaligus kantor. Di sana saya mengisi buku tamu dan membeli tiket masuk. Setelahnya diantar oleh petugas untuk naik ke atas dan mengelilingi ruangan museum yang terdiri atas 5 lantai.

Museum dan perpustakaan ini dikelola oleh Yayasan Kepustakaan Bung Karno untuk kepentingan sejarah bangsa. Yayasan ini berdiri pada tanggal 1 Juni 1990. Pendirinya adalah Shri Wedastera Suyasa (alam) yang kemudian dilanjutkan oleh Gus Marhaen.

Menaiki lantai 2 saya melihat pemandangan yang saya kagumi sejak awal datang. Patung Bung Karno berukuran raksasa. Selanjutnya di tiap ruangan per lantai yang dimasuki, ada banyak relief dan benda bersejarah yang bisa dilihat.

Salah satu bagian dinding museum yang berisi informasi tentang Bung Karno (dokpri)
Salah satu bagian dinding museum yang berisi informasi tentang Bung Karno (dokpri)

Termasuk benda koleksi pribadi milik Bung Karno dan ibu Fatmawati. Seperti koper, lemari pakaian, meja kerja Bung Karno, tempat tidur dan meja rias. Di ruangan ini saya mencoba meja rias yang biasa digunakan oleh ibu Fatmawati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun