Sebagai pengguna kendaraan bermotor jarak jauh, solo riding ke luar kota sudah bukan hal baru. Bermotor lintas provinsi sesuatu yang biasa. Meski baru lintas Jawa dan Sumatera yang pernah saya lakukan.
Setidaknya menjadi pengalaman dan cerita tersendiri bagi saya sebagai pemotor perempuan. Kemana bepergian rasanya ada yang kurang kalau tidak mengendarai motor sendiri.
Maka ketika melakukan perjalanan ke luar kota terkait pekerjaan dan perginya mengendarai mobil pribadi, atau dengan bus. Saya tanamkan dalam diri untuk suatu saat datang lagi naik motor.
Masih sebatas Pulau Jawa sih. Tapi itulah yang saya rasakan sebagai pemotor. Nah, ketika saya melakukan perjalanan ke Nusa Tenggara Timur. Tepatnya ke Kota Kupang, saya sempat bermalam di daerah Air Mata.
Kampung Air Mata tempat tinggal sopir travel yang mengantar jemput saya selama di sana. Ketika ada waktu senggang, saya pergunakan kesempatan tersebut untuk keliling kota naik angkutan umum. Saya ingin merasakan rasanya naik angkot di sana dan terlaksana.
Selama di dalam angkot, terbersit dalam benak saya untuk merasakan naik motor di sana.
"Asik nih kalau keliling kotanya naik motor."
Melihat jalan-jalan baru dan menantang merasa penasaran. Hasrat dalam hati. Namanya juga pemotor. Eh, ternyata Tuhan mendengar doa saya loh.
Suatu hari ketika saya ingin melihat-lihat lokasi jajanan air mata. Bang Victor yang sehari-hari mengantar jemput saya meminjam motor kawannya dan memberikannya kepada saya.
"Mba Denik, pakailah motor ini. Punya kawan saya. Nanti dia saya bonceng dan kita ketemu di depan kantor bupati lama."
Wah, bukan main girangnya perasaan ini.