Awalnya saya tidak tertarik. Karena kurang terlalu suka jajan bakso. Saya lebih suka mie ayam. Tapi sejak di sini hanya makan mie instan. Maka saya iyakan ajakan tersebut. Â
Warung baksonya sederhana saja. Di teras rumah. Jadi bukan warung khusus seperti di toko atau ruko. Saya berempat duduk di bangku plastik dengan meja panjang di hadapan.Â
Setelah pesanan datang, bakso pun siap disantap. Saya yang selama ini kurang suka dengan bakso, merasanya kok nikmat sekali ya bakso kali ini? Apa karena sudah lama tak makan bakso? Ditambah posisinya di pulau yang jauh dari mana-mana? Jadi baksonya terasa nikmat.
Bisa juga karena mama (begitu panggilan pada perempuan dewasa) penjual baksonya ramah. Sambil melayani pesanan bakso, si mama bertanya asal saya. Karena baru melihat saya dan saya cukup ceriwis bertanya kepada teman nakes.
Dari obrolan tersebut ternyata si mama pernah tinggal di daerah Ciputat. Ealaaah, dunia ternyata sempit ya? Jadilah obrolan kami makin seru. Tak terasa teman-teman minta tambah baksonya. Enak katanya.
Memang enak sih. Tapi saya tidak tambah. Cukup satu mangkuk saja. Bagi saya ini pengalaman tak terduga dan sangat berkesan. Ngebakso di pulau. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H