Hari Minggu yang cerah bila tak ada acara keluarga atau kegiatan lain yang sudah terjadwal sebelumnya, saya pergunakan waktu tersebut untuk silaturrahmi. Mengunjungi sanak keluarga, kerabat dekat, atau teman dan sahabat yang jarang bertemu.
Berhubung saya mengendarai motor maka saya sebut kegiatan tersebut riding for silaturrahmi. Biar lebih semangat dan untuk menyemangati diri. Nah, riding for silaturrahmi kali ini mengunjungi teman di daerah Bekasi, Pasar Kemis dan Rajeg Tangerang.
Ujung ke ujung ya? Kalau dari tempat tinggal saya di Kreo sih jadinya tengah ke ujung balik ke tengah. Saya mulai perjalanan ke arah Bekasi terlebih dulu. Tepatnya di daerah Puri Gading dan Chandra Indah.
Dari rumah di Kreo saya star pukul 06.00 WIB. Melajukan motor menuju Jakarta. Saya pilih lewat Kalimalang baru masuk Pondok Gede. Karena sudah hapal jalannya maka secara keseluruhan tak ada masalah. Mulai dari daerah Senopati sampai Kalimalang perjalanan lancar jaya.
Memasuki daerah Pondok Gede arah Bekasi mulailah saya pergunakan maps. Sebab tidak tahu lokasi persisnya. Setelah sempat diputar-putar oleh maps, akhirnya sampai juga ditujuan pertama yaitu Perumahan Puri Gading.
Sebelum menuju Puri Gading saya sempat singgah di tempat makan yang menarik perhatian. Selain belum sarapan saya juga penasaran. Kelihatannya enak sekali lauk yang tersaji di lemari kaca. Ternyata memang enak dan harganya terjangkau.
Lain kesempatan saya akan datang dan makan lagi ke sana. Nanti saya ceritakan ya khusus tentang tempat makan tersebut.
Nah, melanjutkan cerita tentang perjalanan ke daerah Puri Gading.
Ternyata teman yang di sini memiliki keluarga yang asli penduduk sekitar sana. Jadilah saya menemukan rumah yang kebonnya masih luas. Mungkin agak norak ya? Tapi memang di daerah tempat tinggal saya sudah susah menemukan lahan kosong.
Dari Puri Gading saya melanjutkan perjalanan ke perumahan Chandra Baru. Ternyata masih satu jalur jadi tidak terlalu sulit menemukannya. Di sini cukup lama saya berbincang-bincang dengan teman yang merupakan Ketua Satu Pena Jakarta. Komunitas penulis.
Namanya penulis, yang dibicarakan tidak jauh-jauh dari buku dan tulisan. Pulangnya dioleh-olehi buku. Wah, bukan main senangnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB. Dengan berat hati saya harus pamit karena masih ada yang dituju.
Tujuan saya selanjutnya adalah daerah Pasar Kemis, Tangerang. Untuk menghadiri undangan pernikahan seorang teman. Saya sempatkan sebentar foto di gerbang salah satu perumahan di Bekasi. Karena saya sempat tinggal di sana selama setahun.Â
Sedikit banyak ada kisah yang ditorehkan. Sebagai kekayaan dan pengalaman batin. Bahwa tidak mudah aktivitas di Jakarta tapi tempat tinggal jauh di sana. Salut buat teman-teman yang aktivitas sehari-hari lintas provinsi.Â
Dari Bekasi saya meluncur menuju Cawang ke arah Grogol. Untuk selanjutnya menyusuri Jalan Daan Mogot menuju daerah Pasar Kemis.
Diperjalanan saya terhadang macet, hujan dan panas. Â Tiba di daerah Cimone sudah pukul 14.00 WIB. Saya mencari tempat salat di sekitar sana. Yang paling mudah di salah satu restoran cepat saji. Karena pasti ada fasilitas musala dan toilet.
Memang ada tapi kondisinya horor. Artinya tak terawat dan kotor. Ampun deh. Masa tempat ibadah tidak dijaga kebersihannya. Toiletnya apalagi. Parah.
Wah, kalau saya jadi pejabat daerah setempat. Sebelum memberikan surat perijinan membangun usaha. Syarat utama tempat ibadah dan toilet harus baik dan bagus. Selama beroperasi dipantau kondisinya.
Jika terlihat tidak layak, maka dikenai sanksi tempat usaha tersebut. Kalau perlu dicabut ijin usahanya. Karena hanya mencari untung semata. Tidak memikirkan hal-hal yang sebenarnya vital.
Usai salat saya lanjutkan perjalanan mengikuti alamat yang diberikan. Dengan menggunakan maps kembali saya nyasar. Satu jam saya kesulitan mencari alamat pastinya. Padahal sudah bertanya ke orang-orang sekitar.
Tadinya saya sempat putus asa tidak ingin melanjutkan pencarian alamatnya. Tapi tanggung sudah di sekitar sana. Akhirnya setengah jam kemudian saya menemukan rumah tempat lokasi hajatan yang dimaksud.
Menjadi catatan saya lagi. Kalau mengundang acara harus jelas alamat yang diberikan. Sinkronkan juga dengan goegle maps. Biar mapsnya tidak nyasar. Pokoknya sesuai titik.
Saya tidak lama di tempat hajatan. Pokoknya datang. Karena masih ingin melanjutkan perjalanan silaturrahmi. Kali ini tujuan saya daerah Rajeg. Sekitar 1 jam perjalanan saya akhirnya menemukan alamat teman di Rajeg.
Pukul 17.00 WIB tiba di tujuan. Pukul 19.00 WIB saya pamit pulang. Mengingat perjalanan pulang masih panjang. Benar saja. Pukul 22.00 WIB saya sampai di rumah. Diperjalanan saya sempat rehat sejenak minum kopi di starling alias Starbuck keliling. Karena mengantuk berat.
Setelah merasa cukup segar saya kembali melanjutkan perjalanan pulang. Ternyata Tangerang luas juga. Tiga jam perjalanan hanya seputar Tangerang saja. Kalau ke luar kota hampir sampai Bandung nih.
Meski tiba di rumah dalam kondisi mengantuk berat. Tapi hati merasa senang. Karena riding for silaturrahminya berjalan lancar tanpa halangan berarti. Semua bisa dikunjungi tak sekadar wacana.
"Kapan nih bisa ketemuan?"
"Kapan main ke rumah?"
Kalau tidak disempat-sempatkan. Khawatirnya baru bisa berkunjung setelah mendapati bendera kuning berkibar. Mumpung diberikan kesehatan. Yuk, sambung silaturrahmi.Â
Dengan silaturrahmi banyak hal yang didapat. Setidaknya cerita dan pengalaman yang  didapat akan menambah kekayaan batin kita. Selamat bersilaturahmi. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H