Bicara air mata, saya teringat dengan sebuah kampung di provinsi Nusa Tenggara Timur yang pernah saya singgahi dua tahun yang lalu. Namanya Kampung Air Mata. Tepatnya berada di Kota Lama, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Dalam perjalanan selama satu Minggu ke Pulau Timor, agenda saya adalah mengunjungi Atambua dan Pulau Semau. Disela-sela waktu tersebut saya ingin mengunjungi Perkampungan Islam Pertama di Pulau Timor. Saya tidak tahu persis di mana lokasinya dan seperti apa kondisi di sana. Saya hanya mengingatkan diri ini untuk tidak lupa mengunjungi tempat tersebut.
Kenapa? Karena saya seorang muslim. Mengetahui jejak keislaman di suatu daerah sebuah keharusan. Kedua saya ingin melihat dari dekat masjid pertama di Pulau Timor. Selain itu ingin merasakan suasana toleransi yang tinggi di Kota Kupang. Kota yang dijuluki Kota Kasih.
Mumpung sudah berada di Kota Kupang, di Pulau Timor Nusa Tenggara Timur. Maka tak akan saya sia-sia kesempatan tersebut. Saya pun bertanya kepada sopir travel yang mengantar jemput saya selama di sana.
Tak disangka sopir travelnya tinggal di Kampung Air Mata. Malah istrinya masih keturunan Arab di daerah sana. Sungguh pucuk dicinta ulam pun tiba. Saya tak perlu bingung-bingung mencari lokasinya. Sudah langsung ada yang mengantarkan ke sana.
Jadi Air Mata adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Inilah perkampungan Islam pertama di Pulau Timor. Â Hal tersebut ditandai dengan adanya Masjid Agung Al-Baitul Qodim yang dibangun pada tahun 1806. Masjid tersebut saksi bisu perjuangan agama Islam di Pulau Timor.
Dilansir dari Wikipedia Indonesia, Kampung Air Mata dibangun oleh Sultan Badaruddin yang merupakan keturunan Sultan Mananga dari Pulau Solor, NTT. Inilah salah satu keistimewaan dari Kampung Air Mata. Tempat penyebaran agama Islam pertama di Pulau Timor.
Keistimewaan lainnya dari Kampung Air Mata adalah JAM-nya. JAM di sini bukan jam penunjuk waktu yang menempel di dinding. Melainkan kepanjangan dari Jajanan Air Mata (JAM). Inilah pusat kuliner Kota Kupang yang dikenal dengan nama Pasar JAM.
Disebut pasar Jajanan Air Mata karena penjual makanan di sana rata-rata berasal dari Kampung Air Mata. Adapun lokasi kulinernya di depan bekas kantor bupati Kupang. Saya tak melewatkan kesempatan untuk kuliner di sana juga.
Beberapa jajanan berhasil menarik perhatian saya. Salah satunya kue abu. Saya bertanya-tanya dalam hati macam mana kue abu tersebut. Begitu saya beli dan nikmati ternyata seperti kue dongkal. Bedanya kalau kue abu dibungkus daun per potongnya baru dikukus.
Wah, kalau mengingat semua itu jadi rindu dengan Kampung Air Mata. Rasanya ingin berkunjung lagi ke sana. Semoga saja. Karena Kampung Air Mata memang istimewa. Inilah keistimewaan Kampung Air Mata. (EP)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H