Buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis akhirnya diluncurkan secara resmi pada tanggal 18 November 2022, di acara Perpusnas Writers Festival. Bertempat di Auditorium Perpustakaan Nasional Jakarta.
Peluncuran dan diskusi buku tersebut menghadirkan Gol A Gong (Duta Baca Indonesia sekaligus penggagas buku Leksikon), Muhammad Subhan, Kurnia Effendi, Jauza Imani (perwakilan penulis Leksikon), Rahmat Heldy (Duta Baca Banten) dan tentu saja Edi Wiyono dari Perpusnas Press.
Leksikon Gerakan Indonesia Menulis merupakan buku kumpulan kisah-kisah inspiratif dari penulis dan pegiat literasi dari seluruh Indonesia. Mulai dari Sumatera sampai Papua. Bahkan ada yang dari Qatar.
Dengan beragam latar belakang dan dengan berbagai cara, mereka bergiat dalam dunia literasi. Ada 32 penulis yang tergabung dalam buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis. Masih sepersekian persen dari penulis dan pegiat literasi yang ada di seluruh Indonesia.
Jumlah tersebut belum mewakili secara keseluruhan geliat literasi di Indonesia yang ternyata luar biasa sekali. Hal ini bisa dilihat dari antusias dan semangat para penulis serta pegiat literasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh Duta Baca Indonesia. Ketika Duta Baca Indonesia melakukan kunjungan keberbagai daerah di Indonesia.
Ada banyak kisah inspiratif dalam buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis yang bisa kita jadikan motivasi. Seperti Dedy M. Sugiharto pekerja migran Indonesia di Qatar yang bermimpi menjadi novelis, Mamuk S. Marwanto asal Yogyakarta, anak kapal yang gemar membaca dan menulis buku, Masya Firdaus asisten rumah tangga yang telah menulis puluhan buku.
Ada Nita Juanita, ASN asal Kuningan yang bermimpi mengunjungi perpustakaan di seluruh dunia. Vera Verawati asal Kuningan juga yang pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga, tapi berhasil bangkit dan terjun ke dalam dunia literasi di usia yang tidak muda. Usia dan trauma masa lalu bukan penghalang untuk menjadi seseorang yang luar biasa.
Dari loper koran menjadi pegiat literasi, itulah kisah Sutono Adiwerna asal Tegal terjun ke dunia literasi. Lalu ada pelaut yang gemar menulis dan bergiat di dunia literasi. Ia adalah Yayank Maulana asal Sorong, Papua Barat. Pengusaha dengan segala kesibukannya tetap bisa menulis dan membuat syair-syair indah. Dialah Jauza Imani asal Lampung.
Masih banyak lagi kisah inspiratif dari para penulis Leksikon Gerakan Indonesia Menulis. Kesemuanya menunjukkan bahwa sesungguhnya minat baca masyarakat Indonesia cukup tinggi. Kecintaan masyarakat pada dunia literasi dan keinginan untuk menulis juga luar biasa.
Hanya saja prasarana yang ada tidak semuanya memadai. Fasilitas dan penunjang kelancaran kegiatan masih terasa kurang. Bersyukurnya ada Perpusnas yang memberikan perhatian lebih bagi para pegiat literasi.Â
Seperti yang dirasakan oleh Eko Prasetyo, pegiat literasi asal pedalaman Way Kanan, Lampung. Ia mendapatkan motor dari Perpusnas untuk memudahkan dirinya dalam menggelar lapak baca keliling di pedalaman Way Kanan.
Apapun bentuknya, apresiasi sebesar-besarnya kepada Perpusnas dalam mengapresiasi para pegiat literasi. Termasuk terbitnya buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis oleh Perpusnas Press.
Saya pribadi turut bangga telah menjadi bagian dari buku ini.
Turut hadir dalam peluncuran buku tersebut di Perpusnas. Bertemu secara langsung dengan sebagian penulis buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis.
Selamat untuk diri ini dan juga para penulis buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Duta Baca Indonesia (Gol A Gong), Perpusnas Press dan Perpusnas.
Salam Literasi
Membaca itu baik, menulis itu hebat
Kreo, 24 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H