Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Inilah 3 Warung Sate Maranggi di Purwakarta yang Legendaris

3 November 2022   09:28 Diperbarui: 3 November 2022   09:33 22954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkunjung ke daerah Purwakarta tak lengkap jika tidak kuliner sate maranggi. 

Makanan asli Pasundan yang biasa dijumpai di daerah Purwakarta. Oleh karenanya wajib hukumnya untuk mencicipi sate maranggi saat menjejakkan kaki di daerah Purwakarta.

Hal inilah yang saya lakukan begitu tiba di daerah Purwakarta. Ingin mencicipi sate maranggi di daerah asalnya. Karena untuk sekadar makan sate maranggi saja sih bisa di mana saja. Tapi kalau di daerah asalnya tentu ada sensasi tersendiri.

Purwakarta bukan nama yang asing bagi saya. Sudah beberapa kali saya melintas di daerah ini. Terutama saat melakukan perjalanan Jakarta-Bandung dengan sepeda motor. Namun untuk kuliner secara khusus belum pernah.

Nah, ketika suatu hari saya melakukan perjalanan solo riding Jakarta-Purwokerto. Sekembalinya dari sana saya sempatkan untuk singgah dulu ke arah Purwakarta. Tujuannya tentu saja untuk kuliner sate maranggi.

Inilah 3 warung sate maranggi di Purwakarta yang legendaris

1 . Sate Maranggi Hj. Yetty

Dokpri
Dokpri

Warung sate Maranggi yang terdekat dari jalur Pantura adalah sate maranggi Hj. Yetty. Letaknya di sebelah kiri jalan utama Purwakarta-Cikampek. Tepatnya di Jalan Cibungur, Kecamatan Bungursari, Purwakarta. Ke sanalah tujuan saya.

Warung sate maranggi Hj. Yetty sudah ada sejak tahun 1990. Lokasinya strategis dan tempatnya luas. Dengan nuansa alami. Meja dan bangku dari bahan kayu yang tertata rapi. Dinaungi pohon jati.

Menu utamanya tentu saja sate maranggi. Ada sate daging sapi dan daging kambing.  Minumannya beragam. Mulai dari teh tawar sampai es kelapa. Menu lainnya juga ada.

Saya memilih sate daging sapi. Karena sate  daging kambing sudah biasa. Harga per tusuk 5k. Saya pesan 10 tusuk. Begitu pesanan saya tiba, langsung saya eksekusi.

Wah, rasanya enak sekali. Besar tapi empuk. Pokoknya berbedalah dengan sate-sate yang biasa dijumpai. Jadi tak sia-sia menempuh perjalanan jauh. Tetap ingin ke sini lagi suatu hari nanti.

2 . Sate Kampung Maranggi Plered

Sate kampung Maranggi Plered (dokpri)
Sate kampung Maranggi Plered (dokpri)

Kunjungan berikutnya ke Purwakarta bersama teman-teman Kotekasia. Dalam acara Rethinking Trip Purwakarta Istimewa. Kegiatan kita di sana mengunjungi beberapa tempat yang sudah disepakati. Diakhiri dengan makan sate di Kampung Maranggi Plered.

Penjual sate maranggi di sini sudah ada sejak tahun 1994. Hanya saja masih berserakan di pinggir-pinggir jalan sekitar Plered. Barulah setelah ditertibkan oleh pemerintah. Dibangunkan tempat khusus yang kita kenal dengan nama Kampung Sate Maranggi. Pengunjung bisa dengan mudah menikmati sate maranggi.

Di Kampung Maranggi Plered kita bisa melihat secara langsung proses pembakaran satenya. Pedagang satenya pun masih dengan konsep pikulan. Jadi kita bisa melihat beberapa pedagang sate, lengkap dengan pikulannya

Dokpri
Dokpri
Harga sate di sini per tusuknya 2000-2500 rupiah. Menu lain berupa sop iga harganya 20.000 rupiah per mangkuk. Cukup terjangkau kantong.

Menariknya kuliner di Kampung Maranggi Plered, kita bisa sekalian berbelanja keramik. Karena memang daerah Plered terkenal dengan hasil kerajinan keramiknya. Jadi silakan berkunjung ke Kampung Maranggi Plered.

3 . Sate Maranggi Pareang

Sate Maranggi Pareang (dokpri)
Sate Maranggi Pareang (dokpri)

Kunjungan saya selanjutnya ke Purwakarta saat solo riding ke sana dalam rangka survey tempat. Bersama seorang kawan yang asli Purwakarta, kita mengunjungi Danau Wanayasa dan Desa Sumurugul.

Nah, sate maranggi Pareang berada di Desa Kiarapedes setelah Danau Wanayasa. Untuk sampai di sana kita akan disuguhi pemandangan alam nan indah. Jalan yang meliuk-liuk dengan pepohonan yang rindang. Sejuk dan alami. Karena memang berada di dataran tinggi.

Sate maranggi Pareang sudah ada sejak tahun 1970. Makan sate di sini masih terasa nuansa desanya. Tempat duduk pengunjung berupa bale bambu. Menunya selain sate ada juga sop iga dan karedok.  Jika sedang musim durian, pengunjung bisa mendapatkan durian langsung dari kebun warga sekitar.

Seperti halnya sate Kampung Maranggi Plered. Di sini kita juga bisa melihat secara langsung proses pembakaran satenya. Karena persis berada di bagian depan pintu masuk.

Dokpri
Dokpri

Hanya saja kalau usai makan di sana enggan beranjak pulang. Bale bambunya membuat kita ingin rebahan. Sejuknya udara di sana membuat mata mengantuk.

Jadi bagaimana? Tertarik mengunjungi sate maranggi yang mana nih? Ketiga tempat tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Yang pasti, jalan-jalan ke Purwakarta belum afdol kalau belum mencicipi sate maranggi. Bukan begitu? (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun