Wah, rasanya enak sekali. Besar tapi empuk. Pokoknya berbedalah dengan sate-sate yang biasa dijumpai. Jadi tak sia-sia menempuh perjalanan jauh. Tetap ingin ke sini lagi suatu hari nanti.
2 . Sate Kampung Maranggi Plered
Kunjungan berikutnya ke Purwakarta bersama teman-teman Kotekasia. Dalam acara Rethinking Trip Purwakarta Istimewa. Kegiatan kita di sana mengunjungi beberapa tempat yang sudah disepakati. Diakhiri dengan makan sate di Kampung Maranggi Plered.
Penjual sate maranggi di sini sudah ada sejak tahun 1994. Hanya saja masih berserakan di pinggir-pinggir jalan sekitar Plered. Barulah setelah ditertibkan oleh pemerintah. Dibangunkan tempat khusus yang kita kenal dengan nama Kampung Sate Maranggi. Pengunjung bisa dengan mudah menikmati sate maranggi.
Di Kampung Maranggi Plered kita bisa melihat secara langsung proses pembakaran satenya. Pedagang satenya pun masih dengan konsep pikulan. Jadi kita bisa melihat beberapa pedagang sate, lengkap dengan pikulannyaHarga sate di sini per tusuknya 2000-2500 rupiah. Menu lain berupa sop iga harganya 20.000 rupiah per mangkuk. Cukup terjangkau kantong.
Menariknya kuliner di Kampung Maranggi Plered, kita bisa sekalian berbelanja keramik. Karena memang daerah Plered terkenal dengan hasil kerajinan keramiknya. Jadi silakan berkunjung ke Kampung Maranggi Plered.
3 . Sate Maranggi Pareang
Kunjungan saya selanjutnya ke Purwakarta saat solo riding ke sana dalam rangka survey tempat. Bersama seorang kawan yang asli Purwakarta, kita mengunjungi Danau Wanayasa dan Desa Sumurugul.
Nah, sate maranggi Pareang berada di Desa Kiarapedes setelah Danau Wanayasa. Untuk sampai di sana kita akan disuguhi pemandangan alam nan indah. Jalan yang meliuk-liuk dengan pepohonan yang rindang. Sejuk dan alami. Karena memang berada di dataran tinggi.
Sate maranggi Pareang sudah ada sejak tahun 1970. Makan sate di sini masih terasa nuansa desanya. Tempat duduk pengunjung berupa bale bambu. Menunya selain sate ada juga sop iga dan karedok. Â Jika sedang musim durian, pengunjung bisa mendapatkan durian langsung dari kebun warga sekitar.
Seperti halnya sate Kampung Maranggi Plered. Di sini kita juga bisa melihat secara langsung proses pembakaran satenya. Karena persis berada di bagian depan pintu masuk.