Libur nasional 1 Juni kali ini saya pergunakan untuk mengunjungi seorang teman di daerah Depok. Tepatnya di belakang Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Â Ia indekost di sekitar sana.
Teman saya ini sedang mengambil kelas bahasa di UI. Aslinya ia tinggal di Tuban. Sewaktu solo riding ke Surabaya, saya singgah di rumahnya. Itu terjadi tahun 2016. Berarti sudah 6 tahun kami tak bertemu.
Begitu ia mengabarkan sedang berada di Depok. Maka segera saya luangkan waktu untuk bertemu dengannya. Kesepakatan pun dicapai. Jadilah awal Juni yang merupakan hari libur nasional, Hari Lahirnya Pancasila menjadi waktu yang disepakati untuk pertemuan kami.
Seperti biasa, dari Tangerang saya mengendarai motor menuju UI, Depok. Jalur yang saya lalui Kreo, Universitas Budi Luhur, Cipulir terus sampai fly over Kebayoran Lama. Dari sana saya putar balik untuk menuju arah Lebak Bulus melalui Gandaria City, Pondok Indah Mall lalu belok kiri menuju Jalan TB. Simatupang.
Suasana jalan terlihat ramai lancar. Terutama setelah Jalan TB. Simatupang. Dari sana hanya lurus saja sampai saya bertemu tanda putar balik untuk menuju arah Lenteng Agung. Dari Jalan Raya Lenteng Agung sudah tidak jauh menuju UI, Depok.
Tapi berhubung saya tidak cepat-cepat mengambil lajur kanan untuk menuju UI, akhirnya terbawa arus sampai Margonda. Dari sana saya putar balik lagi untuk mencapai UI. Beberapa saat kemudian barulah saya  tiba di pintu gerbang menuju UI.
Nah, dari sinilah petualangan dimulai. Ini kali pertama saya ke UI naik motor sendirian hari libur pula. Sebelumnya selalu naik KRL dan beramai-ramai. Sudah gitu pakai kebablasan. Jadi ini pertama kali juga saya masuk UI lewat pintu ini.
Begitu memasuki pintu gerbang suasana terlihat sepi tidak ada kendaraan lain yang masuk. Saya ikuti saja jalanan di depan sana. Beberapa meter kemudian barulah melihat orang bersepeda, orang yang jalan kaki dan joging. Tempatnya memang terlihat adem dengan pepohonan di kanan kiri yang menaungi jalan. Memang asik untuk berolahraga.Â
Tapi begitu orang-orang yang berolahraga tak terlihat. Suasana kembali tampak sepi. Tak terbayang kalau sore-sore atau malam hari melintasi jalan ini sendirian.
Tak lama saya tiba di Fakultas Teknik. Dari sana saya harus putar balik arah keluar, jalur yang tadi saya lalui. Tapi langsung ambil arah kiri mengikuti jalan sempit yang rupanya tembus ke perkampungan. Nah, di sekitar sinilah teman saya indekosnya. Saya tinggal mencari nama jalannya saja.
Begitu menjumpai alamat yang diberikan, langsung saya telepon si teman. Setelah itu ia keluar dari kost-kostan. Kami pun berpelukan saling melepas rindu ketika bertemu.