"Ini sudah Lembang, Bu," kata petugasnya sambil senyum-senyum.
"Oh, sudah Lembang," kata saya tak percaya.
"Iya. Ini Lembang. Ibu tujuannya kemana?" tanya petugas itu lagi.
Saya pun segera memberitahu alamat yang ingin dituju.
"Oh, ibu belok kiri sini. Nanti lurus saja. Di ujung sana ada pembatas jalan. Belok kiri lalu putar balik dan belok kiri lagi. Seharusnya sih tidak perlu putar balik. Lurus saja. Berhubung ada peraturan baru jelang lebaran. Jadi diberlakukan satu arah."
Oalah alangkah senangnya hati ini. Tujuan saya tinggal beberapa meter saja. Saya pun segera memacu motor yang dikendarai dengan riang gembira. Tentu saja setelah mengucapkan terima kasih pada petugas yang saya tanyai tadi.
Benar saja. Saya sudah berada di pusat keramaian daerah Lembang. Tepatnya di alun-alun Lembang. Hari sudah senja. Suasana terlihat ramai oleh lalu lalang orang yang akan berbuka puasa.
Sejujurnya saya tergoda untuk menikmati senja di sana. Berbuka puasa di sekitar alun-alun. Namun saya harus menemukan alamat yang akan saya kunjungi esok hari. Selain itu sayang juga melewatkan salat tarawih di hari terakhir Ramadan. Oleh karenanya saya langsung mencari lokasi yang dituju.
Saya pun sempat mampir di salah satu mini market mencari makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Ya, azan berkumandang tepat ketika saya sudah menemukan lokasi yang dicari.
Saya pun bermalam di daerah Lembang. Esoknya harinya saya bangun pagi-pagi untuk menikmati pagi di alun-alun Lembang. Setelah itu baru mengunjungi Yayasan Rumah Orang Tua Tuna Netra Eben Haezer. Bertemu dengan Oma Stella dan para pengurus. Berbincang-bincang dengan penghuni yayasan.
Pertemuan dan kebersamaan yang begitu hangat. Rumah yang penuh kekeluargaan. Drama nyasar saat perjalanan terhapus dengan kegembiraan yang dirasakan.Â