Jalanan semakin menurun dan licin, tapi di bawahnya saya lihat jalanan aspal dengan beberapa rumah penduduk yang berjejer. Wah, leganya hati ini.
Begitu menuruni jalan aspal tersebut rupanya memang sebuah perkampungan. Ada toko, tukang jualan dan beberapa kendaraan lain.
Saya pun segera berteduh di emperan toko yang tutup. Di sana ada beberapa pengendara motor juga yang berteduh. Dalam hati saya menduga-duga sendiri, mungkin jalur yang saya lalui tadi jalan pintas. Makanya melewati tegalan dan kebun jagung.
Begitu hujan mulai reda, saya bertanya pada salah seorang pengendara motor yang berteduh. Dia jelaskan dengan detail jalur yang harus saya lalui.
"Hati-hati setelah pertigaan ke kiri. Nanti jalannya menanjak cukup tinggi. Kemudian menurun cukup curam. Habis hujan agak licin," katanya.
Wuduh, tanjakan tinggi? Turunan curam? Semoga tidak ada masalah.
Saya pun segera memacu motor lagi sesuai arahan begitu hujan benar-benar reda.
Benar saja. Saya menemui Jalan menanjak dan menurun yang sama-sama curam. Wow, tegang tapi seru.
Yeah, saya bersorak dalam hati usai melewati jalur tersebut. Saya pacu motor ini dengan perasaan lega. Namun hanya beberapa saat saja. Begitu di depan menemui pertigaan jalan lagi. Saya mau ambil arah kiri atau kanan?
Saya pun memperlambat laju motor. Saya mencari orang yang bisa ditanyai. Persis di pertigaan sebelah kiri ada petugas dari dinas perhubungan yang berdiri tegak di sana. Saya pun segera berhenti dan bertanya padanya.
"Maaf Pak, mau tanya? Kalau mau ke Lembang belok kiri atau kanan ya?"