Memiliki perpustakaan pribadi cita-cita saya sejak dulu. Meski kecil harus tetap punya. Kenapa? Karena bagi saya perpustakaan adalah ruang imajiner.
Di ruang perpustakaan saya bisa menjelajah dunia. Bisa berimajinasi. Bisa meredam emosi. Bisa meluapkan kegembiraan. Bisa merenung. Menangis hingga tertidur.
Itulah kenapa saya memilih  perpustakaan yang bentuknya lesehan. Tanpa meja dan kursi bahkan rak buku. Kalaupun ada meja, tentu meja kecil yang bisa dilipat. Jadi dipergunakannya ketika diperlukan saja.
Setelah sekian lama hanya bisa bermimpi. Akhirnya tahun 2022 impian itu terwujud. Jika dulu buku-buku saya tersebar di rak tak beraturan. Ada yang di ruang depan, ruang tengah dan di dapur. Sekarang bisa terkumpul dalam satu ruangan.
Walau hanya perpustakaan kecil, tapi saya sangat bersyukur sekali. Setidaknya mimpi saya terwujud. Jadi jangan pernah takut untuk bermimpi. Percayalah, suatu saat mimpi itu akan terwujud.
Inilah perpustakaan pribadi saya yang sederhana. Dengan koleksi buku yang bisa diselamatkan akibat banjir. Cita-cita yang akhirnya terwujud. Yaitu memiliki perpustakaan pribadi. Bagaimana dengan teman-teman? (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H