Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kecele

19 April 2022   10:00 Diperbarui: 19 April 2022   10:05 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadan tak hanya bulan yang penuh dengan lipatan pahala. Namun juga bulan yang penuh dengan cerita. Salah satunya cerita tentang sahur.

Mulai dari terlambat bangun, salah melihat jam sampai lupa menyiapkan makanan untuk sahur karena capek. Yang paling lucu dan konyol adalah sok tahunya saya yang berakibat ngaco sahurnya.

Jadi selama bulan Ramadan ini saya itu sahurnya tidak makan nasi. Hanya makan buah-buahan dan minum air putih. Tapi bukan berarti anti nasi atau makanan lain yang mengandung karbo. Tidak sama sekali.

Kalau stok buahnya sedikit, saya tambah roti bakar dan segelas teh manis untuk sahur. Jadi fleksibel sebenarnya. Cuma nasi saja yang tidak disentuh. Entah ya? Sedang tidak kepingin makan nasi saja. Jadi bukan karena ada hal lain. Diet misalnya. Oh, tidak ada diet-dietan dalam kamus saya.

Kembali ke cerita tentang sahur ya? Pernah nih suatu hari saya kehabisan stok buah dan lupa membeli roti. Baru sadar saat mau beranjak tidur.

"Eh, iya, ya? Gue belum punya apa-apa untuk sahur."

Lihat jam sudah pukul 23.00 WIB. Malas banget mau keluar. Akhirnya memilih tidur saja. Urusan sahur gampang. Di depan jalan banyak yang jual makanan kalau sahur.

"Jadinya Elo sahur apa nanti?" tanya adik saya.

"Gampang. Nanti beli bubur kacang hijau yang ada di depan sana saja. Paling buka 24 jam. Apalagi ini kan bulan puasa," sahut saya.

Jadi hari itu niatnya saya akan sahur dengan bubur kacang hijau. Wah, membayangkannya saja sudah sedap.

Begitu jam weker berdering pukul 03.00 WIB, saya segera bangun dan bersiap salat sunah serta menderes Al-Quran. Tak terasa sampai pukul 04.00 WIB.

Saya bergegas turun (kamar saya di atas) dan segera keluar untuk membeli bubur kacang hijau. Warungnya dekat saja sih. Dengan Pd-nya saya menuju warung. 

Begitu tiba di sana ternyata warung burjonya tutup. Panik dong.


"Lha, tumben tutup. Biasanya buka 24 jam. Sahur apa dong gue?"

Sempat bingung tuh. Ada sih warung nasi Padang dan warteg. Tapi kan saya enggak kepingin makan nasi. Akhirnya ke warung rokok saja membeli biskuit dan wafer.

Sampai di rumah saya segera membuat teh manis hangat. Niatnya hangat eh kebanyakan air panasnya. Jadi minumannya enggak bisa sekaligus. 

Pelan-pelan saja. Baru beberapa teguk sudah imsak. Jiaaah....

Jadilah hari itu saya sahurnya ngaco. Hanya minum beberapa teguk teh manis. Padahal sudah menyiapkan camilan biskuit dan wafer untuk mengganjal perut. Ternyata...

Ini yang namanya kecele. Mengira warung bubur kacang hijau buka seperti biasa. Ternyata sebaliknya. Terus kelamaan bingung mau beli apa akhirnya waktunya habis.

Pelajaran yang didapat dari peristiwa tersebut:
1 . Selalu cek bahan makanan untuk sahur sebelum berangkat tidur.
2  . Segera stok persediaan makanan begitu tinggal sedikit.
3 . Jangan terlalu yakin atas apa yang kita sangkakan.
4 . Jangan kebanyakan mikir dan bengong.
5 . Siapkan keperluan untuk sahur sebelum berangkat tidur.

Lima poin di atas menjadi pengingat agar tidak kecele lagi. Untuk diketahui, kecele menurut KBBI adalah tidak mendapatkan yang diinginkan. Ya pengalaman saya di atas tadi.

Kecele ada dalam kosa kata bahasa Jawa juga. Yang artinya kecewa atau berduka. Kebetulan saya kan orang Jawa. Makanya spontan saja melontarkan kata-kata tersebut. Kecele karena warung bubur kacang hijaunya tutup. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun