Hanya mengetahui artinya saja. Bahwa museum adalah tempat menyimpan benda-benda bersejarah. Mendengar kata sejarah langsung terbayang masa lalu. Hal-hal yang sifatnya kuno. Padahal tidak begitu.
Bagi saya museum tempat yang sangat menarik. Bisa melihat barang-barang masa lampau berikut sejarahnya sungguh sesuatu sekali. Sejujurnya keluarga saya tidak pernah mengajak anak-anaknya jalan-jalan ke museum. Namun saya kerap membaca tentang museum melalui buku dan majalah. Dari situ saya tertarik untuk mengunjungi museum.
Nah, salah satu museum yang kerap saya kunjungi adalah Museum Penerangan (Muspen). Berlokasi di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur.Â
Akhir pekan kemarin saya berkunjung lagi ke sana. Kali ini bersama teman-teman KOMiK Kompasiana dalam rangka Nobar dan Diskusi Film Nasional Pertama.
Ada Apa di Museum Penerangan?
Berkunjung ke Muspen Penerangan banyak hal yang bisa kita lihat. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan teknologi informatika. Mulai dari informasi tentang sejarah persurat kabaran di Indonesia. Sejarah RRI dan TVRI. Juga tentang sejarah perfilman Indonesia.
Tak hanya itu saja, di Muspen kita juga bisa melihat benda-benda bersejarah terkait teknologi informatika. Ada radio yang digunakan dalam masa penjajahan Belanda, mesin ketik dalam tulisan Jawa dan masih banyak lagi.
Bagi yang ingin bernostalgia dengan tokoh-tokoh si Unyil, bisa melongok studio mininya. Di sana kita bisa melihat boneka si Unyil dan teman-temannya. Si Unyil salah satu tontonan legendaris. Selalu dinanti oleh para pemirsa setia TVRI.Â
Hampir semua tokoh di dalamnya terkenal dan dikenal oleh pemirsa. Karena memiliki karakter yang khas. Seperti pak Ogah yang cirinya botak dan selalu minta uang cepek jika dimintai tolong. Jargon cepek dulu sangat akrab di telinga kita sampai sekarang.
Tokoh pak Raden dengan ciri kumis yang tebal pun sangat akrab di telinga pemirsa. Sampai sekarang jika melihat orang dengan kumis tebal maka secara spontan disebut mirip kumis pak Raden.Â
Itulah kenangan yang terus melekat terkait si Unyil. Meski sudah tidak tayang lagi di televisi tapi tetap abadi di hati pemirsa.