"Aku minta maaf karena minta segala macam sama Mba. Minta dibelikan sarung yang terbaik juga. Sedangkan Mba sendiri enggak beli apa-apa. Sekali lagi aku minta maaf ya Mba. Aku janji enggak mau nyusahin Mba lagi."
Aku terharu mendengar penuturan adikku. Sekuat tenaga kutahan bendungan air mata ini jangan sampai jebol.
"Sudah enggak usah terlalu dipikirkan. Nanti juga dapat kerjaan lagi. Doakan Mba ya? Sudah sana bantuin ibu ngantar-ngantar makanan."
Adikku pun berlalu dari kamar. Sepeninggalnya aku langsung merebahkan tubuh ke kasur. Aku menangis. Ini yang kukhawatirkan ketika tidak bekerja atau tidak memiliki pemasukan yang memadai. Aku takut tidak bisa berbagi lagi kepada keluarga dan juga orang lain.
Usai menuntaskan kesedihan. Aku segera beranjak dan mengambil air wudu. Aku ingin salat untuk menumpahkan segalanya. Aku percaya bahwa setelah mendung akan ada pelangi. Apalagi bertepatan dengan bulan Ramadan. Bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Doa kita pasti dikabulkan. Aamiin. (EP)
#kisahramadan
#denikerni
#post606
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H