Ulang tahun biasanya identik dengan hadiah, kado dan surprise atau kejutan. Terlepas dirayakan atau tidaknya ulang tahun tersebut.
Biasanya juga sebelum diberikan hadiah, orang yang berulang tahun akan dikerjai terlebih dulu oleh orang-orang terdekat.
Zaman saya sekolah telur dan tepung menjadi senjata teman-teman untuk mengerjai mereka yang sedang berulang tahun. Yaitu dengan cara menceplokkan telur ke kepala kemudian disiram tepung.
Kalau di dalam keluarga biasanya dengan membangunkan orang yang berulang tahun untuk tiup lilin tepat di jam 00.00 wib. Hal tersebut bisa dilakukan oleh keluarga sendiri. Bisa juga oleh teman dekat atas persetujuan orang rumah.
Ada juga yang mengerjai orang yang berulang tahun dengan cara marah-marah tanpa sebab. Atau sebaliknya. Mendiamkan tanpa sebab juga. Intinya semua yang dilakukan untuk memberi kejutan.
Namanya kejutan tentu si penerima kejutan tidak tahu apa-apa. Lalu bagaimana perasaan si penerima kejutan tersebut? Nah, hal tersebut yang mesti dipikirkan.
Rata-rata sih orang yang berulang tahun akan terkejut lalu berganti rasa senang. Karena dihujani dengan ucapan selamat dan hadiah. Tapi apa iya semua yang berulang tahun merasakan hal demikian?
Ternyata tidak semua merasa senang diberikan kejutan semacam itu. Adik saya contohnya. Kami tidak serumah karena sudah berkeluarga. Jadi memberi ucapan saja melalui telepon. Kemudian esok harinya barulah kami semua mengunjungi adik yang berulang tahun tersebut sekaligus membawa kado untuknya.
Kami janjian dengan sepupu-sepupu dan kerabat dekat yang memiliki niat sama. Meski adik yang berulang tahun tidak mengadakan acara khusus. Kami saja yang ingin kumpul-kumpul  menyenangkan adik yang berulang tahun.
Selain membawa kado, kami pun membawa makanan untuk dimakan bersama-sama. Biasanya adik saya akan berteriak menyambut kedatangan kami.
"Ya, ampun. Orang enggak ada acara apa-apa sih."