Dasarnya saya senang jalan. Dapat tawaran jalan-jalan jelas tak menolak. Urusan ijin mengajar belakangan. Pokoknya terima saja dulu.
Maka begitulah. Pada 25-28 April 2018 saya mengikuti Tour Contest Belitung Island. Pukul 05.00 WIB saya sudah meluncur ke Bandara Soekarno-Hatta. Berhubung perjalanannya dengan rombongan. Maka mengikuti jadwal yang sudah ditentukan.
Pukul 07.00 WIB pesawat Sriwijaya Air tinggal landas menuju Belitung. Kurang lebih 1 jam 15 menit pesawat sudah mendarat di Bandara Hanandjoeddin Internasional Airport.
Perasaan saya campur aduk ketika menjejakkan kaki di bandara. Tak percaya bisa menjejakkan kaki di Pulau Belitung. Pulau yang zaman sekolah dijelaskan sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia.
Di bandara sudah ada bus yang menjemput kami. Saya dan rombongan dibawa menuju restoran yang telah ditentukan untuk sarapan terlebih dulu.
Mie kuah dengan alas daun simpor (daun khas Pulau Belitung) dan minuman jeruk kunci menjadi menu sarapan kami. Sarapan yang sangat khas sekali. Menarik dan sangat berkesan.
Salah satunya Pantai Tanjung Kelayang. Sebelum ke sana saya dan rombongan singgah dulu di Pantai Tanjung Tinggi. Lokasi yang menjadi latar film Laskar Pelangi.
Setelahnya barulah melanjutkan perjalanan menuju Pantai Tanjung Kelayang. Ketika berkunjung ke sana dan menjejakkan kaki di pasir putih Pantai Tanjung Kelayang. Kemudian menyentuh beningnya air laut di sana. Dalam hati ini tak hentinya menyebut kebesaran Tuhan. Sungguh bersih dan biru sekali air lautnya.
Setelahnya saya dan rombongan lantas menaiki perahu yang sudah disiapkan untuk menuju Pulau Lengkuas dan snorkeling di sekitar sana. Dari dalam perahu yang saya dan rombongan tumpangi, kami melihat pulau lain yang isinya bebatuan granit yang berserakan. Salah satunya jika dilihat dari jauh seperti kepala Burung Garuda.
Selanjutnya saya dan rombongan singgah di Pulau Batu Berlayar. Di sini rasa kagum saya semakin besar akan kebesaran ilahi. Bagaimana tidak?
Batu-batu granit yang berserakan di sana besar-besar sekali. Susunan batunya tertata rapi pula. Jadi seperti sengaja disusun. Hanya terdiri atas bebatuan granit saja bisa terlihat indah dan menakjubkan. Luar biasa sekali bukan keindahan alam yang dianugerahkan Tuhan bagi negeri ini.