Kami saling sapa dan berhahahihi melepas kangen. Setelah sekian lama tidak berkegiatan secara offline.
Seketika aku lupa dengan "drama" yang terjadi dalam perjalanan ke Cikini. Berganti rasa senang bisa kembali bertemu secara langsung dengan teman-teman Kompasianer. Apalagi setelah mendapat arahan tentang mekanisme kita dalam Gerebek Jajanan UMKM. Inginnya bebarengan ke sana kemari mencicipi aneka makanan di sana.
Sebenarnya aku sudah punya incaran makanan yang ingin dituju. Tapi begitu mendatangi tempatnya. Ternyata tutup. Libur natal. Oiya, acara KPK Gerebek Jajanan UMKM memang bertepatan dengan Hari Natal. Jadi banyak kios makanan yang tutup. Salah satunya yang jadi incaranku.
Risiko kuliner bertepatan dengan hari raya keagamaan. Macam libur Idul Fitri saja. Pasti deh bingungkan mencari tukang jajanan atau makanan? Tapi aku percaya. Pasti ada yang tetap berjualan seperti biasa. Apalagi di daerah Cikini. Surganya kuliner legendaris.
Berhubung perburuan kita dibatasi hanya di sekitar stasiun Cikini. Aku pun mencoba berburu makanan kesukaan di dekat stasiun Cikini tapi yang arah ke Jalan Surabaya. Menyusuri Jalan Surabaya, Jalan Sutan Syahrir sampai Jalan Probolinggo.
Suasananya sepi. Tak ada pedagang keliling yang melintas. Baru di depan Alfa Midi Sutan Syahrir aku melihat gerobak gado-gado mangkal. Wah, mataku langsung berbinar-binar.
"Wah, gado-gado."Langsung kudatangi dan memesan satu porsi tanpa telur. Melihat si bapak Kosim (demikian nama penjual gado-gadonya) mengulek bumbu gado-gado. Aku sudah tak sabar ingin mencolek bumbunya. Pasti enak.
Dan memang enak. Tidak basi pula. Padahal aku makannya di rumah. Karena ditelpon orang rumah. Hujan deras di rumah. Takut banjir lagi. Aku tidak boleh lama-lama. Jadi minta dibungkus saja.
Selain itu Jarak Tangerang-Cikini lumayan loh. Apalagi sudah delapan tahun si bapak berjualan gado-gado. Kalau tidak enak sudah pasti tidak bisa bertahan lama jualannya. Pembelinya kapok.Tapi tidak dengan bapak Kosim. Asli, gado-gadonya enak banget. Saat aku tanya rahasianya bisa bertahan lama berjualan gado-gado? Jawabannya adalah jujur kepada pembeli.
"Saya jualan dari pagi. Habis tidak habis, jam 4 sore pulang. Kalau lewat jam 4 sore ada yang minta. Tidak saya layani walau masih ada bahannya. Sayurannya sudah tak enak. Karena dari pagi merebusnya."
Wah, salut dengan bapak Kosim. Tidak melulu memikirkan dagangannya. Pedagang seperti ini yang perlu didukung. Berarti aku tak salah pilih. Membeli gado-gado bapak Kosim asal Pelabuhan Ratu.Perburuanku selanjutnya menuju Jalan Probolinggo. Mataku tertuju pada Ayam Gepuk Mewek. Aku juga penggemar ayam. Jadi penasaran dong dengan Ayam Gepuk Mewek. Akhirnya kugerebek dagangannya.
Wah, ternyata ramai juga. Aku mesti antre. Pasti enak pikirku. Benar saja. Aku kan minta dibungkus juga Ayam Gepuk Meweknya. Beli satu porsi. Selain aku sudah ditelponin orang rumah. Waktu Gerebek Jajanan UMKM-nya pun sudah selesai. Jadi langsung pulang saja makan di rumah. Ternyata kurang dong. Karena enak banget.