Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Budaya Anak Ceria: Wadah Kreativitas Anak-anak di Tengah Kejenuhan Pandemi

29 November 2021   15:53 Diperbarui: 29 November 2021   16:28 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Anak yang lahir ke dunia diibaratkan seperti kertas putih yang kosong dan belum ditulisi. Orang tualah yang memegang peran sangat penting dalam tumbuh kembang sang anak."Terkait anak-anak, saya merasa senang sekali bisa menghadiri acara Forum Grup Diskusi (FGD) "Anak Islam Sehat Kreatif Peduli" yang diselenggarakan oleh Yayasan Al-Hadi melalui Festival Budaya Anak Ceria. Banyak ilmu yang didapat terkait parenting dan pola asuh anak.

Acara ini merupakan satu dari beberapa rangkaian kegiatan Festival Budaya Anak Ceria yang telah dilaksanakan sebelumnya. Seperti Sayembara Menulis Cerita Anak Islami (SMCAI), Lomba Jingle Lagu atau Yel Yel Anak Sehat Bebas Stunting, dan Lomba Kolase Gambar.

Mom blogger yang hadir secara luring (dokpri)
Mom blogger yang hadir secara luring (dokpri)
FGD yang dilaksanakan secara daring dan luring menghadirkan  narasumber antara lain Drs. Bambang Widianto, S. S. M. S. M. E. S (Staf Khusus Wakil Presiden RI), KH. Habiburrahman El Shirazy, Lc. MA (Ketua LSBPI MUI), Dr. Zahrotun Nihayah, M. Si (Dekan Fak. Psikologi UIN Jakarta), Dr. Helvy Tiana Rosa, M. Hum (Wakil Ketua LSBPI MUI)

Dalam kesempatan tersebut Drs. Bambang Widianto menjelaskan tentang pentingnya mengatasi stunting guna membangun anak-anak kreatif dan ceria.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Hal tersebut bisa berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunnya produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan. ekonomi, meningkatkan. kemiskinan dan ketimpangan.

Untuk itu perlu Intervensi Pencegahan Stunting melalui:
- Intervensi Gizi Spesifik, yang meliputi pemberian pengetahuan pra nikah dan menjaga kesehatan  serta gizi calon ibu selama masa kehamilannya.
- Intervensi Gizi Sensitif, yang meliputi pengadaan air bersih, sanitasi dan akses bantuan pangan serta layanan kesehatan.

Dokumen Dr. Bambang Widianto
Dokumen Dr. Bambang Widianto
"Bagaimana anak-anak akan ceria kalau gizi yang didapatkan tidak seimbang."

Demikian Wakil Ketua Umum MUI, Drs. KH. Basri Bermanda, MBA dalam sambutannya.

"Untuk itu diperlukan penjelasan yang benar tentang parenting dan pola asuh anak," ujar Drs. KH. Pasni Rusli (Wakil Sekretaris Jenderal MUI).

Kembali lagi, peran orang tua sangat diperlukan dalam membangun karakter anak. Terutama anak-anak sekarang yang terlahir sebagai generasi digital. Mereka yang lahir setelah adopsi teknologi digital.

Orang tua harus memberikan pendampingan. Perlu memperhatikan kondisi anak. Mulai dari kesehatan matanya, masalah tidurnya, perkembangan fisik dan sosialnya. Dan hal tersebut tidak bisa dibebankan semua pada si ibu. Meskipun ibu tersebut seorang ibu rumah tangga yang full day di rumah saja mengurus keluarga.

Ayah memilki peran penting juga dalam mendidik anak. Tak hanya mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga. Lalu selesai. Terima beres. Tidak bisa begitu.

Sosok ayah sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan. Anak-anak yang kerap disapa oleh sang ayah, bercanda, berbincang-bincang dan bermain bersama cenderung lebih bahagia. Terlihat lincah dan percaya diri serta mandiri.

Sebab sosok ayah memang memiliki peran penting dalam keluarga. Tak hanya mencari nafkah keluarga saja. Melainkan juga sebagai:
- Mentor dalam kehidupan dan agama
- Teman curhat
- Pelindung dan pemberi rasa aman
- Pengambil keputusan
- Komunikator dalam keluarga
- Pemberi perhatian
- Dll

"Jadi, anak itu tidak butuh Superman. Tapi butuh sosok fatherman."

Demikian penjelasan Dr. Zahrotun Nihayah, M. Si

KH. Habiburrahman El Shirazy, Lc. MA menambahkan bahwa wibawa seorang ayah tidak akan jatuh dengan turut serta bermain bersama anak-anaknya. Justru menambah kedekatan sang ayah dengan si anak. Kalau sudah dekat maka anak akan mudah menerima nasihat.

Kang Abik (dokpri)
Kang Abik (dokpri)

"Dekat dulu baru bisa nasihat," ujar Kang Abik.

Sungguh sangat menarik FGD yang dipandu oleh Dr. Helvy Tiana Rosa ini. Sarat pengetahuan bagi calon ibu, calon orang tua dan para orang tua.

Hj. Anifah Qowiyatun S. Sos.I selaku ketua panitia sekaligus penggagas Al Hadi Day Care, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Festival Budaya Anak Ceria ini merupakan wadah bagi seluruh anak-anak di Indonesia untuk mengasah kreativitas melalui aneka lomba dan sayembara yang diselenggarakan. Meski pandemi dan kegiatan di luar rumah dibatasi. Namun anak-anak tetap bisa berkreasi.

Hj. Anifah Qowiyatun S. Sos. I (dokpri)
Hj. Anifah Qowiyatun S. Sos. I (dokpri)

Apa dan bagaimana Al Hadi Day Care itu sih?

Al Hadi Day Care merupakan tempat penitipan anak yang memiliki konsep islami dan berakhlaqul karimah. Digagas oleh seorang mommy muda yang memiliki basic pendidik dan memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi. Hj. Anifah Qowiyatun S. Sos. I

Gagasan itu muncul ketika Bunda Anifah memutuskan untuk cuti mengajar selama setahun, demi menjaga si buah hati. Dari situlah Bunda Ani berfikir untuk mendirikan tempat penitipan anak atau Day Care.

Hal ini bertujuan agar para orang tua yang ingin bekerja bisa tenang meninggalkan buah hatinya. Sehingga mereka tak perlu khawatir lagi. Karena anaknya akan diasuh dan diurus oleh orang yang tepat.

Dokumen kemenparekraf
Dokumen kemenparekraf

Acara Festival Budaya Anak Ceria mendapat dukungan juga dari Kemenparekraf. Dalam salah satu sambutannya, Menteri Kemenparekraf Sandiaga Uno mengatakan bahwa acara semacam ini sangat diperlukan untuk mengasah kreatifitas anak-anak di tengah kejenuhan pandemi.


Selain FGD, Festival Budaya Anak Ceria diisi juga dengan serangkaian acara lainnya. Seperti tari-tarian dan juga nyanyian. Tak lupa pengumuman para pemenang lomba dan sayembara.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Untuk Sayembara Menulis Cerita Anak Islami (SMCAI) ada tiga pemenang utama, tiga pemenang harapan, juara ke-4 sampai ke-6 dan 25 pemenang hiburan. Kesemuanya karya pemenang tersebut akan diterbitkan oleh penerbit Republik.
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Selamat ya untuk para pemenang. Saya yang hanya mewakili pemenang saja merasa senang. Apalagi si pemenangnya. Semoga acara semacam ini bisa terus berlanjut. Sebagai wadah bagi anak-anak untuk menyalurkan kreatifitasnya. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun