Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berburu Nasi Goreng Kampung di Warung Daon

14 November 2021   18:27 Diperbarui: 14 November 2021   18:28 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut warung daon (dokpri)

"Nasi gorengnya mantap. Asli enak banget. Namanya nasi goreng kampung."

Berawal dari status seorang kawan, saya pun berburu nasi goreng kampung seperti yang disebutkan di kawan.

Sebagai pencinta nasi goreng, hukumnya wajib nih untuk mencicipi nasi goreng tersebut. Maka saya pun menanyakan lokasi tempat si kawan makan.

Rupanya si kawan diajak oleh kawannya lagi. Jadi tidak tahu persis alamat warungnya. Dia hanya memberi ancar-ancar di daerah Mencong arah Japos, Tangerang.

"Mba, makan di sini yuk? Warung daon. Tempatnya enak nih. Tapi gue enggak tahu di mana? Cuma lihat postingan teman. Elo kan tukang jalan. Pasti tahulah."

Dokpri
Dokpri

Tiba-tiba adik saya menunjukkan foto yang dimaksud. Dalam hati, "Ini kan tempat yang ingin saya cari."

Akhirnya berdua dengan adik saya, kami mencari tempat makan tersebut. Saya penasaran makanannya. Adik saya penasaran tempatnya. 

Mengikuti ancar-ancar yang diberikan, motor yang saya kendarai memasuki jalan perkampungan yang lumayan sempit yang ujungnya jalan buntu.

Tidak ada tanda-tanda adanya tempat makan besar.

" Kok buntu ya? Terus mana warungnya?" tanya saya.

"Masuk gang situ kali Mba. Kayak kedengaran suara musik keras gitu?"

"Yakin? Ini gang sempit banget. Masa iya di sana tempatnya?" kata saya ragu.

Tapi tetap memasuki gang tersebut. Melewati beberapa rumah, saya melihat halaman yang cukup luas dengan suara musik yang keras. Langsung saja saya arahkan motor ke sana. PD saja kalau itu warung yang kami cari. Padahal tidak tahu pasti.

Setelah memarkir motor, saya bertanya kepada orang yang sedang duduk-duduk di saung bambu. 

"Warungnya buka, Bang?"

"Oh, buka-buka. Silakan Neng."

Saya pun mencari tempat duduk yang strategis sambil melihat-lihat sekitar tempat makan.

Suasana warung daon (dokpri)
Suasana warung daon (dokpri)

"Bener ini tempatnya?" kata saya bisik-bisik.

"Iya, bener. Itu yang kayak di foto temen gue."

Saya menarik nafas lega. Akhirnya ketemu juga. Cuma nyelip banget tempatnya. 

Sebuah halaman luas di dalam pagar yang disulap menjadi warung. Namanya warung daon. Karena nuansanya hijau semua. 

Ada beberapa rumah di dalamnya. Dari logat mereka sepertinya milik keluarga Betawi yang tinggalnya berdekatan satu sama lain.

Saya segera memesan makanan begitu disodori lembar menu. Tentu saja saya pilih menu yang khas dan jarang. Nasi goreng kampung, uli bakar, coffe bear dan sarsaparilla.

Menu lainnya ada burger, sosis bakar, aneka jus dan lain-lain seperti umumnya menu di sebuah kafe. Itu kan sudah biasa. Makanya saya pilih yang berbeda. 

Saya perhatikan sekeliling. Cukup kreatif juga pemilik idenya. Halaman depan rumah diberi dekor sesuai tema. Sudut lain diberi tanaman hias dengan lampu kelap-kelip.

Salah satu sudut warung daon (dokpri)
Salah satu sudut warung daon (dokpri)
 

Cukup menarik untuk tempat nongkrong. Menunya juga unik. Nasi goreng kampungnya benar-benar mantap. Hanya nasi goreng biasa dengan telor dadar. Tidak ada campuran bahan lain. Tapi rasanya memang beda dari nasi goreng buang biasa saya makan.

Minumannya sarsaparilla dan coffe bear yang merupakan minuman jadul. Pokoknya  mantaplah. Terbayar sudah perburuan kami yang sempat kebingungan. Karena lokasinya benar-benar di dalam perkampungan padat penduduk.

Dokpri
Dokpri

Bagi pencinta kuliner, di mana pun lokasinya akan dijabani atau dicari. Yang penting bisa mencoba menu yang ditawarkan. Disitulah letak seni kulinernya. Bukan begitu teman? (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun