Teh Talua atau teh telur adalah minuman khas dari daerah Sumatera Barat. Pertama kali mencicipi minuman ini saat saya jalan-jalan ke Bukittinggi. Di sebuah warung makan tertulis teh talua. Dasarnya saya suka penasaran. Jadilah kasak-kusuk tanya segala macam.
"Bolehlah saya pesan satu. Pengin nyobain, Da."
Begitu saya katakan pada penjaga warungnya. Sambil menunggu teh tersebut disajikan. Saya pun goegling mencari tahu tentang teh talua.
Wah, ternyata teh talua minuman wajib masyarakat Sumatera Barat yang kaya manfaat. Utamanya untuk penambah stamina tubuh agar kuat. Biasa dikonsumsi malam hari untuk menghangatkan tubuh. Atau pagi hari untuk penambah tenaga. Terutama bagi mereka para petani yang hendak berangkat ke sawah atau ladang.
Duh, saya semakin penasaran dong. Juga semakin bersemangat ingin tahu seperti apa rasa dan hasilnya. Kalau sudah urusan stamina, kekuatan tubuh dan energi. Saya langsung bersemangat.Â
Bukan apa-apa. Sebagai pejalan yang kemana-mana lebih banyak dengan berjalan kaki. Kekuatan tubuh dan stamina prima sangat diperlukan. Tetapi saya tidak ingin mengkonsumsi suplemen. Lebih senang yang alami. Oleh karenanya sangat tertarik begitu mengetahui tentang teh talua.
Tak lama pesanan teh talua saya datang. Disuguhkan dalam gelas bening. Warnanya kecoklatan dan ada busanya. Serta ada irisan jeruk nipis di samping alas gelasnya.
"Kasih perasan jeruk nipis sebelum diminum uni. Lalu aduk rata. Diminum saat hangat sangat nikmat."
Saya pun mengikuti saran si penjaga warung. Hmmmm, rasanya gimana ya? Bingung saya mendeskripsikannya. Seperti teh tarik tapi lebih pekat dan kental. Tapi juga seperti kopi susu yang rasa kopinya hanya samar. Intinya sih enak. Dan saya suka.
"Bagaimana Uni? Suka? Terasa tidak rasa telurnya?" tanya Udah penjaga warung.
"Enak, Dan. Saya suka. Enggak terasa kok rasa telurnya. Juga tidak tercium bau amisnya."