Ternyata tetap ramai. Tapi lebih lowong atau longgar tempatnya. Karena tidak ada kursi dan meja untuk makan di tempat. Kan tidak boleh. Jadi makannya di dalam mobil atau duduk di trotoar atau di tepi kali. Asiknya tidak perlu antre lama karena pelayanan lebih cepat. Â
Hal itulah yang saya jumpai dan alami saat kuliner Es Krim Ragusa dalam masa pandemi. Kalau sebelum pandemi kita pengunjung duduk manis menunggu pesanan diantar usai membayar. Kalau sekarang kita tulis pesanan, bayar di kasir lalu langsung mengambil pesanan. Lebih cepat dan praktis.Â
Setelah itu silakan pilih ingin makan di mana. Bisa di dalam mobil, di bangku yang ada di trotoar atau lesehan di tepi kali. Kalau saya memilih lesehan di tepi kali sambil memesan tahu gejrot dan kerak telor.
Jadi sepanjang trotoar banyak pedagang kaki lima yang menjajakan aneka makanan khas. Seperti kerak telor, tahu gejrot dan kue ape. Sejak dulu sih pedagang kaki lima tersebut sudah saya jumpai. Biasanya saya memesan sate kikil. Namun saat saya ke sana ternyata sate kikilnya belum ada.Â
Mengenai menu es krim yang ada tidak jauh berbeda dengan yang saya jumpai sebelum pandemi. Ada Spaghetti Ice Cream, Banana Split, Chocolate Sundae, Tutti Frutti, Special Mix, Cassata Siciliana, Mint Raisin dan lain-lain.
Berhubung saya penyuka spaghetti, maka saya pilih Spaghetti Ice Cream. Tak apalah menikmatinya sambil duduk di tepi kali atau trotoar. Setidaknya bisa mengobati kerinduan akan es krim legendaris. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H