Hari ini 8 Agustus 2021 KOMiK Kompasiana berusia 7 tahun. Selamat dan sukses selalu ya? Semoga bisa menjadi komunitas film yang besar dan menginspirasi.
Perkenalan saya dengan KOMiK belum terlalu lama sih. Sekitar tiga tahunan. Tapi ada banyak kenangan yang tercipta bersama KOMiK. Mulai dari nobar alias nonton bareng sampai menulis buku antologi. Semuanya memberi kesan tersendiri bagi saya.
"Halah, apa sih berkesannya nobar? Ya begitu saja. Menulis antologi? Juga biasa saja."
Mungkin ada yang berpendapat demikian. Memang benar, nobar ya paling begitu saja. Saya pernah mengikuti acara nobar juga sebelum dengan KOMiK. Tapi ada yang berbeda ketika saya nobar bareng KOMiK.
Pertama, suasananya. Kekeluargaan. Ini kesan saya saat pertama kali ikut nobar bareng KOMiK. Saya yang ketika itu baru mengenal satu, dua orang KOMiKer. Itu pun hanya perkenalan singkat, tidak merasa asing saat bergabung dengan KOMiKer lainnya. Sebab pengurus dan anggota lainnya begitu ramah serta bersahabat. Sehingga saya yang ibarat anak baru tidak merasa asing.
Kedua, momennya. Berkesan dan tidak biasa. Bagaimana tidak? Nobar pertama yang saya ikuti namanya Nobar Maraton. Jujur saya kudet sekali loh.Â
"Apaan sih nobar maraton itu? Saya tahunya lari maraton."
Ternyata setelah dijalani. Oh, begitu yang namanya nobar maraton. Seru juga ya? Sungguh, itu pengalaman nobar saya yang paling berkesan.Â
Kemudian lokasinya. Saat nobar maraton kan di Bioskop XXI TIM, Cikini. Weh, siapa nyana bahwa ternyata kami termasuk penonton terakhir yang merasakan duduk di sana. Juga saksi hidup keberadaan bioskop tersebut. Sebab esok harinya tempat tersebut ditiadakan.
Ketiga, timingnya. Kok selalu pas dengan apa yang saya inginkan. Jadi saya tuh paling senang menonton film yang hasil adaptasi dari buku. Buat saya menarik sekali. Ada pembelajaran yang saya dapatkan dari keduanya. Bagaimana cerita versi buku dan setelah divisualisasikan.Â
Nah, ketika nobar maraton. Film yang kami tonton adalah Bumi Manusia dan Perburuan. Siapa yang tak mengenal karya besar tersebut? Karya penulis besar Pramoedya Ananta Toer.Â
Saya sudah membaca bukunya. Maka ketika terpilih untuk mengikuti nobar film tersebut sungguh pucuk dicinta ulama pun tiba. Kemudian nobar berikutnya film Little Women di Cinepolis, Tamini Square.
Keduanya like dreams come true. Saya ingin sekali nonton filmnya yang juga adaptasi dari buku berjudul sama. Kemudian lokasinya sudah lama jadi incaran.
"Kapan bisa ke sini ya?"
Sering melewati daerah tersebut. Sebab dulu pernah tinggal di daerah Pondok Gede. Namun sampai pindah belum sekalipun singgah di sana. Jadi wajarlah jika saya katakan dreams come true.
Begitulah hidup. Penuh kejutan. Begitu juga kebersamaan saya bersama KOMiK. Diwarnai berbagai kejutan dan hal-hal tak terduga.Â
Sementara terkait buku antologi Sinema Indonesia, Apa Kabar? Ini juga sangat berkesan buat saya. Sebab tidak menyangka saja. Selama ini kalau menulis antologi tidak jauh-jauh dari cerpen, puisi atau memoar. Lha, ini isinya artikel terkait film Indonesia. Menarik bukan?Â
Jadi memang KOMiK sangat memberi warna sekali bagi hidup saya. Terima kasih KOMiK. Sukses dan maju terus. Semoga bisa menjadi komunitas film yang besar dan menginspirasi. (EP)
Larindah, 8 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H