Diary,Â
Membaca kisah perjalanan hidup Pak Tjip dan Ibu Ros serta kiprahnya di Kompasiana, saya merasa terharu. Semakin terharu ketika saya bisa tergabung dalam 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi.
Ya, Tuhan. Mereka bisa begitu bersemangat dalam menulis. Begitu rajin dan ramah menyapa kami semua. Sesuatu yang patut diteladani. Saya banyak belajar dari kisah keduanya.Â
Diary,
Tanpa terasa. Artikel yang saya tulis sudah mencapai angka 500. Di angka 500 tersebut saya isi dengan tulisan berupa puisi.Â
Saya tidak pandai merangkai kata-kata puitis. Gemar membaca puisi memang iya. Sesekali menulis puisi iya juga. Cuma tergantung mood. Nah, tiba-tiba kemarin itu saya kok ingin menulis puisi. Makanya saya tulislah sebuah puisi. Singkat saja sih. Tapi bagi saya sudah luar biasa sekali. Berikut ini puisi saya yang berjudul Ketika Flamboyan Berbunga.
Ketika flamboyan berbunga
Aku kembali pada puisi
Melukis engkau dalam samar
Di Palung hati paling dalam
Ketika flamboyan berbunga