Saya terkejut begitu melihat banyaknya pesan masuk di WhatsApp yang menanyakan kondisi diri ini.
"Elo gimana kabarnya? Baik-baik aja kan? Kena badai gak? Elo lagi di Kupang kan?"
Saya bengong. Kenapa mereka kira saya berada di Kota Kupang? Saya sudah di rumah dan baik-baik saja. Saya memang pernah ada kegiatan di Kota Kupang dan sekitarnya selama satu Minggu. Tapi itu akhir tahun yang lalu.
Begitu mengetahui berita mengenai badai di Flores dan kota Kupang. Saya baru sadar, kenapa teman-teman menanyakan kabar saya. Sebab saya usai mengunggah foto dengan latar daerah pantai di NTT. Mungkin mereka pikir saya sedang berada di sana.
Setelah menjawab pesan yang masuk. Saya segera fokus terhadap berita musibah tersebut. Kebetulan ada kawan yang tinggal di sana dan ada yang masih bertugas di Pulau Semau.
Ya Tuhan. Ternyata cukup parah badai yang melanda daerah sana. Banjir dan longsor melanda beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur. Seperti di Desa Nele, Lamadike, Kab. Flores Timur. Begitu berita yang saya lihat di televisi.
Kota Kupang pun dihantam hujan dan angin kencang. Kondisi tersebut dirasakan hampir oleh seluruh warga Kota Kupang. Jadi hampir merata hujan dan angin kencang yang melanda kota tersebut.Â
Saya jadi membayangkan kondisi bandara El-Tari saat saya menjejakkan kaki di sana dengan kondisinya sekarang. Duh, sedih sekali. Suasana bandara yang tenang jadi mencekam seperti itu akibat hujan badai.
Pohon-pohon banyak yang tumbang. Banjir masih menggenangi Kota Kupang. Oesapa, Oebufu, Lasiana, Beli, Kuanino, Fontein dan Kayu Putih merupakan titik banjir dan longsor terparah. Kabarnya ratusan warga terdampak hujan dan angin kencang yang melanda kota tersebut sejak dini hari tanggal 4 April 2021.
Saya teringat kawan yang berdagang di daerah Air mata. Pasti terdampak juga. Rasanya ikut sedih melihat kondisi di sana. Apalagi pernah ijak-ijik di Kota Kupang. Merasakan naik oto bemo di sana.Â
Saya memang baru pertama kali itu berkunjung ke Kota Kupang. Namun rasanya sudah tidak asing lagi. Seolah-olah saya sudah pernah berkunjung sebelumnya. Ditambah keramahan dan kehangatan yang saya terima dari masyarakat di sana. Sehingga tidak sadar bahwa saya sedang berada di daerah Timor. Nun jauh dari tempat tinggal saya di Tangerang.