LDR tapi tak seperti LDR? Maksudnya gimana nih? Kenapa bisa begitu?Â
Long Distance Relationship (LDR) tak hanya terjadi saat pandemi seperti ini. Jauh sebelum adanya pandemi banyak pasangan yang menjalani hubungan secara LDR. Entah karena tuntutan pekerjaan atau faktor lain yang menyebabkan pasangan tersebut mesti LDR-an. Intinya terpisah jarak dan waktu.
Tentu tidak enak. Normalnya ketika sepasang insan menjalin hubungan maka bisa bersama-sama senantiasa. Menghabiskan waktu bersama, merajut mimpi bahkan menyelesaikan masalah bersama-sama. Namun jika kondisinya tak memungkinkan untuk senantiasa bersama. Mau bilang apa? Inilah takdir yang harus dijalani.
Takdir memang kejam. Tak mengenal perasaaan...
Apalagi terpisah jarak dan waktunya pas lagi sayang-sayangnya. Ambyar tenan. Ups.
Eits, jangan resah. Tak perlu galau apalagi melo. Yang LDR-an enggak cuma kita saja. Ada banyak pasangan yang juga mengalami hal sama. Termasuk saya.
"Tapi aku takut dia di sana kepincut orang lain."
Aish, kalau dasarnya dia setia. Tidak neko-neko apalagi sembrono, main-main dengan api asmara. Dijamin tidak akan terjadi hal-hal buruk seperti yang kita bayangkan. Semua tergantung bagaimana orangnya.Â
Tak perlu LDR-an. Yang sehari-harinya lengket kayak perangko alias tak terpisahkan bisa tergoda orang lain. Jadi bukan jaminan kebersamaan merekatkan hubungan. LDR pemicu bubarnya sebuah hubungan.Â
Asal tahu kiatnya. Meski LDR tapi tak seperti LDR. Apa sajakah kiat tersebut?
1 . Awali hari dengan telepon cinta
"Sudah bangun say? I miss you. Gimana kondisi kamu hari ini? Kerja tidak?"
Mengawali hari dengan kata-kata cinta membuat kita bersemangat menyongsong mentari. Masing-masing kita jadi tahu kondisi dan situasi di sana. Mengetahui rencana yang akan dijalani sepanjang hari. Apalagi ditambah sarapan bareng walau terpisah jarak.
"Aku sarapan susu dan roti. Kamu sarapan apa say?"
Sambil sarapan ada banyak hal yang bisa dibicarakan terkait rencana kita sepanjang hari ini. Dengan demikian ada gambaran, apa saja yang akan dilakukan dari masing-masing kita.
2 . Menemani lewat telepon selama perjalanan
Jika kondisi memungkinkan. Kita bisa saling bertelepon saat berangkat beraktivitas.
"Temani ya say? Aku berangkat sekarang nih."
Selama diperjalanan menuju tempat aktivitas, kita bisa melanjutkan obrolan yang tadi pagi terputus. Kemudian bercerita tentang kondisi jalanan yang dilalui atau apa yang dilihat dan dirasakan sepanjang perjalanan. Tanpa terasa kita akan tiba ditujuan tanpa merasa kesepian.Â
3 . Ucapkan kata-kata mesra
"Say aku sudah sampai. Sampai nanti ya? Kamu selamat beraktivitas juga ya sayang? Muach."
Kalimat-kalimat singkat namun mesra tersebut bisa membuat andrenalin kita terpacu dalam melakukan kegiatan. Untuk segera memiliki waktu luang agar bisa berteleponan lagi. Namanya memiliki pasangan tentu segala sesuatu inginnya buru-buru diceritakan kepada pasangan. Disinilah kekuatan kata sebagai perekat cinta.
4 . Jujur
Poin penting bagi sebuah hubungan. Apalagi hubungan sepasang insan yang terpisah jarak seperti ini. Ketika kita sedang sibuk dan belum bisa menerima panggilan telepon darinya. Katakan apa adanya kondisi yang sedang terjadi. Jangan menerima telepon dalam kondisi terpaksa. Kalau yang di sana sedang seru-serunya bercerita lalu kita terdengar enggan menanggapi. Maka bisa menimbulkan prasangka buruk. Di sini perlunya kejujuran terhadap pasangan dalam situasi bagaimana pun.Â
5 . Berbagi masalah
Meski berjauhan. Walau tak mungkin seketika itu juga kita bisa membantu pasangan. Namun ketika satu sama lain memiliki masalah. Hendaklah tetap berkabar. Saling berbagi masalah. Jangan berpikir, "Aku tidak ingin membebani pikirannya." Justru dengan berbagi masalah, si dia merasa dibutuhkan. Pendapat dan pikirannya. Meski pada akhirnya semua keputusan kita sendiri yang menentukan. Dengan berbagi masalah setidaknya beban pikiran kita menjadi berkurang. Perasaan pun lebih ringan tidak tertekan lagi.
6 . Saling support
Biar pun berjauhan. Sekecil apa pun ide dan rencana yang  diungkapkan. Ceritakan dan saling support dengan sportif. Artinya setuju atau tidak dengan ide yang diceritakan. Utarakan dengan baik. Dukung dengan segala risiko baik dan buruknya. Bukan mengikuti prinsip ABS atau Asal Bapak Senang.
7 . Akhiri hari dengan telepon cinta lagi
Setelah seharian beraktivitas. Ketika kembali ke rumah dan siap beristirahat di peraduan. Jangan lupa tutup hari dengan telepon cinta lagi. Sambil menceritakan hal-hal yang belum sempat kita ceritakan. Sebelum memejamkan mata agar sama-sama tertidur dengan lelap tak ada salahnya saling mengucapkan kata-kata cinta.
"Selamat tidur ya sayang. Tidur yang nyenyak dan jangan lupa mimpiin aku."
Meski terdengar gombal namun bisa membuat kita tersenyum. Membawa senyuman dalam tidur lebih baik daripada membawa masalah.
Intinya jaga komunikasi. Upayakan selalu menyertakan pasangan dalam setiap kesempatan, seperti halnya saat berdekatan. Tentu saja melalui telepon. Pokoknya Time is You. So sweet bukan? Jika sudah seperti ini maka LDR serasa tak LDR. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H