Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pengalaman Bisnis dengan Teman: Kapok

21 Januari 2021   11:09 Diperbarui: 21 Januari 2021   20:39 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, Mbak. Kata yang punya karena tidak bayar-bayar uang sewa. Janji-janji terus tapi sampai batas waktunya malah tak bisa dihubungi," ujar penjaga toko sebelah.

Seketika saya merasa lemas. Pasti ada yang tak beres dengan urusan uang sewa. Dengan cepat saya telepon si kawan.

 "Apa? Lo serahin pacar lo buat ngurus uang sewanya? Sementara lo pulang ke Jawa? Astaga. Enggak salah lagi. Kita ditipunya. Dia bawa kabur uang itu?" teriak saya meradang.

Sebelumnya saya yang terlebih dulu pulang ke kampung halaman untuk berlebaran di sana. Berhubung si kawan yang masih di Jakarta, maka urusan perpanjang sewa tempat ia yang akan urus. Agar setelah saya kembali bisa langsung urus kafe. Kemudian gantian si kawan yang akan pulang kampung. Tapi ternyata begini kejadiannya. Saya sungguh tak percaya.

Saya pun menghubungi pemilik tempat yang kami sewa. Hasilnya? Benar adanya. Tidak ada transaksi pembayaran uang sewa. Bahkan uang sewa sebelumnya ada kekurangan juga. Saya jadi shock dibuatnya. Apalagi ketika si kawan mengabarkan kalau pacarnya tak bisa dihubungi lagi. Nomornya sudah tidak aktif lagi.

Astaga. Uang untuk sewa tempatkan tidak sedikit jumlahnya. Begitu si kawan tiba di Jakarta, kami langsung mendatangi rumah si pacar kawan. Hasilnya? Si pacar sudah tidak tinggal di sana lagi. Dan itu pun bukan rumahnya. Hanya saudara jauh.

Sudah. Fix. Kami kena tipu. Saya ingin melaporkan hal tersebut ke yang berwajib. Tapi kawan saya melarang. Ia akan mengganti uang saya yang terpakai untuk sewa tempat. Tentu saja saya tak mau walau tak ikhlas. 

Adapun untuk kerugian barang-barang kafe coba kami ikhlaskan. Sebab sudah ditarik si pemilik untuk jaminan. Jika kami menginginkan barang-barang tersebut harus membayar sekian juta.

Daripada keluar uang lagi setelah kami ditipu seperti ini. Lebih baik tak usah diambil barang-barangnya. Meski sejujurnya tak ikhlas. Sebab barang-barang tersebut barang-barang pilihan dan sewaktu membelinya dengan penuh harapan serta dengan sepenuh hati. 

Sayang harus berakhir seperti ini. Hubungan kami pun dengan sendirinya agak renggang. Walau si kawan tidak berhubungan lagi dengan pacarnya. Tepat si kawan yang mulai mengambil jarak karena merasa tak enak. Sebab dari awal saya sudah tidak setuju.

Sejak itu merasa kapok jika ingin berbisnis dengan teman. Jadi memang harus pikir-pikir dulu kalau urusan bisnis. Apalagi dengan teman. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun