Bagi saya hal paling menyayat perasaan adalah ketika ada saudara yang membutuhkan bantuan dan kita tidak bisa membantu apa-apa. Tidak bisa memberi apapun. Rasanya seperti melihat kesengsaraan di depan mata sementara kaki kita terpasung.
Oleh karenanya sebisa mungkin turut membantulah walaupun sebatas bantuan berupa tenaga. Berbagi walau mungkin tak seberapa besar pemberian tersebut.Â
Lalu bagaimana jika kesengsaraan dan keterpurukan yang dirasakan oleh sedulur-sedulur tersebut terjadi di masa pandemi seperti sekarang ini? Benar-benar seperti terpasung.
Jangankan membantu secara finansial. Bantuan berupa tenaga pun terkurung aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Yakni adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di mana semua kegiatan dilakukan dari dalam rumah. Jadi bagaimana mau bergerak?
Tapi apakah lantas kita jadi pasrah dan menutup hati? Tak ingin menyantuni padahal jelas-jelas mereka membutuhkan. Tentu tidak. Ketika salah satu saudara mengeluh tentang suaminya yang tak bekerja lagi. Lalu ia ingin berdagang kecil-kecilan tapi tak punya modal. Rasanya terenyuh sekali. Saya ingin sekali membantu. Namun keuangan pribadi pun sedang tidak stabil.Â
Jadilah berpikir keras bagaimana caranya bisa membantu tanpa mengurangi pos-pos kebutuhan pribadi. Bukankah sebelum menyelamatkan orang lain, diri kita dulu yang diselamatkan?Â
Tiba-tiba saya melihat tumpukan prakarya hasil kegiatan mengisi waktu luang. Yakni berupa kriya dari kain perca. Ada beberapa yang sudah rapi. Lainnya masih setengah jadi. Langsung saya foto dan menawarkannya kebeberapa kawan. Ternyata responnya cukup baik. Mereka mau membeli beberapa barang olahan kain perca yang saya buat.
Saya pun mulai berhitung. Jika bisa terjual sekian barang. Hasilnya lumayan bisa diberikan kepada saudara yang kemarin butuh modal untuk usaha. Akhirnya saya pun semangat menawarkan dan membuat kriya dari kain perca tersebut.
Alas Unik Dari Olahan Kain Perca
Olahan kain perca yang bagaimana sih? Kok saya bersemangat sekali menawarkannya? Jadi saya membuat sebuah alas atau taplak kecil dari kain perca. Bentuknya bulat. Bisa digunakan untuk alas vas bunga atau alas benda yang panas.
Bahan dan hiasannya dari kain perca tak terpakai lagi. Dipotong kecil-kecil kemudian dijahit menggunakan tangan. Iya, tangan. Jadi bukan menggunakan mesin jahit. Makanya saya bisa mengerjakannya dimana-mana.Â